'Drrttt...drrtt..." tangan Anneth berusaha mencari ponselnya yang berbunyi di sekitar kasurnya.
Dengan mata yang masih terpejam, akhirnya Anneth menemukan ponselnya di bawah bantal. Mata Anneth terbuka dan sedikit menyipit untuk melihat siapa orang yang meneleponnya sepagi ini. Nomer tidak dikenal, batin Anneth. Niat hati ingin mengabaikan karena takut jika itu hanya kerjaan orang iseng, tapi di sisi lain, Anneth juga penasaran siapa orang yang meneleponnya jam 6 pagi di hari minggu seperti ini. Akhirnya, Anneth pun memutuskan untuk mengangkat telepon tersebut.
"Hallo?" ujar Anneth membuka percakapan.
"Lama banget sih ngangkatnya? Btw, morning princess kesayangan Betrand" sapa orang di seberang telepon dengan antusias.
Anneth mengernyitkan dahinya dan menatap sejenak layar ponselnya. Bukan nomer Betrand, tapi kenapa suaranya mirip Betrand? Apa laki-laki itu mengganti nomer ponselnya tanpa sepengetahuan Anneth? Tak ingin ambil pusing, Anneth kembali menempelkan ponselnya ke telinga.
"Kok nomernya beda? Ganti?" tanya Anneth tanpa basa-basi.
"Oh...enggak, ini nomernya mas Rangga" jawab Betrand santai.
"Hah? Mas Rangga?" Anneth merasa tidak kenal dengan nama itu.
"Iya, mas Rangga tetangga sebelah rumah kamu" Anneth mencoba mengingat-ingat siapa nama tetangganya yang bernama Rangga. Dan bagaimana Betrand bisa mengenal tetangganya?
"Ngapain kamu pagi-pagi begini ada di situ? Minjem ponsel pula" ujar Anneth.
"Udah, nanti aja aku jelasinnya. Sekarang buruan, kamu cuci muka sama gosok gigi. Aku tungguin di rumah mas Rangga, oke?! Pulsanya mas Rangga udah mau abis, nanti aku diomelin" suara Betrand tampak memelan dan jadi berbisik kepada Anneth.
"Eh tap-"
'Tutt...tutt" belum juga Anneth berkata apapun, sambungan teleponnya sudah lebih dulu dimatikan.
Terpaksa, Anneth pun segera turun dari ranjangnya sepagi ini dan masuk ke dalam kamar mandi untuk menggosok gigi dan cuci muka. Setelah dirasa penampilannya cukup rapi, Anneth segera turun ke lantai bawah. Tidak ada siapapun di sana. Sepertinya, kedua orangtua dan adiknya masih tertidur. Hufftt...bahkan rumahnya saja masih sepi dan gelap, belum ada aktivitas apapun yang terjadi di rumah Anneth.
Anneth membuka pintu rumahnya dan celingukan untuk mencari keberadaan Betrand di sana tapi ia tidak menemukan sosok laki-laki itu ada di sana. Anneth mencoba mengecek ke sisi rumahnya dan ternyata benar, dia menemukan Betrand sedang berjongkok di pekarangan rumah tetangga Anneth sembari memegang selang air dan menyirami tanaman yang ada di sekitarnya.
"KAK...!!" panggil Anneth, membuat Betrand langsung menoleh ke arahnya.
Senyum Betrand langsung berubah sumringah saat melihat keberadaan Anneth. Betrand meletakkan selang airnya begitu saja dan berjalan keluar dari pekarangan rumah itu, lalu masuk ke dalam halaman rumah Anneth.
"Kok kamu bisa ada di situ? Kenal sama yang punya rumah?" dengan polosnya Betrand menggeleng.
Anneth melongo.
"Terus kok bisa ada di situ? Minjem ponselnya juga buat nelpon aku" kata Anneth tidak percaya.
"Aku mau telepon kamu buat bangunin, eh tapi ternyata pulsaku abis. Terus aku liat mas Rangga lagi nyiram taneman di luar. Ya udah aku samperin buat pinjem ponselnya" jelas Betrand apa adanya.
'Pukkk' Anneth memukul pelan bahu Betrand.
"Sksd banget! Ngakunya orang kaya, tapi pulsa aja gak punya" cibir Anneth.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [END]
FanficApa jadinya jika sebuah sekolah yang biasanya hanya fokus pada urusan akademik, justru memiliki tingkat kasta di dalamnya? Dimana mereka yang memiliki kasta paling rendah, akan menjadi 'sampah' dan diinjak-injak oleh mereka yang memiliki kasta lebih...