17

1.3K 143 12
                                    

'BLAARRR...!!!'

Suasana SMA Lentera Garuda yang semula hening karena kegiatan belajar-mengajar yang sedang berlangsung, mendadak berubah ricuh. Siswa-siswi dan juga guru-guru berhamburan keluar kelas dan berlarian tak tentu arah karena panik setelah mendengar suara ledakan yang menggelegar. Lengkara yang merasa bertanggung jawab akan keselamatan seluruh penghuni SMA Lentera Garuda, langsung bergegas turun dari kelas mereka yang berada di lantai 3.

Saat tiba di lantai 1, mereka berlima sudah melihat betapa kacaunya keadaan sekolah saat ini. Banyak orang berhamburan, mereka semua terlihat panik dan ketakutan. Betrand pun langsung meminta Rey dan Rici untuk mengambil toa di gudang dan mengarahkan seluruh siswa-siswi beserta guru-guru untuk berkumpul di lapangan sepak bola. Sebab, mereka belum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mengumpulkan mereka adalah solusi yang paling aman untuk saat ini. Sembari menunggu Rey dan Rici yang sedang mengambil toa, Betrand, Ari dan Bima mencoba lari ke dalam kerumunan untuk mencari keberadaan Anneth, Misellia dan Zara.

"Ari, tolong cari adek gue. Gue percayain Misell sama lu" teriak Betrand sebelum akhirnya mereka bertiga saling berpencar. Ari mengangguk.

Kepala Betrand tidak berhenti menoleh dan mengamati sekitarnya dengan seksama. Betrand berusaha mencari keberadaan Anneth di tengah-tengah orang yang sedang berlarian karena panik. Tak jarang, Betrand ditabrak oleh siswa-siswi yang berlari tanpa melihat-lihat. Jika di keadaan biasa, mungkin Betrand sudah marah dan mengamuk. Tapi sekarang, bukanlah waktu yang tepat untuk dirinya marah-marah. Karena Betrand harus bisa menemukan Anneth secepat mungkin, sebelum hal buruk terjadi.

Akhirnya, Betrand bisa sedikit bernapas lega saat dirinya berhasil menemukan Anneth di tengah kerumunan banyak orang. Betrand segera berlari menghampiri Anneth.

"Sayang, kamu gapapa kan? Ada yang luka?" Betrand langsung heboh sendiri saat sudah tiba di depan Anneth.

"Kak..." Anneth langsung menghambur ke pelukan Betrand. Dapat Betrand rasakan bahwa gadis itu sedang ketakutan sekarang.

Tangan Betrand langsung terulur untuk mengelus rambut panjang milik Anneth, berusaha memberikan ketenangan untuk gadis itu.

"Aku takut kak" lirih Anneth di dalam pelukan Betrand.

"It's okay, ada aku di sini. Aku pasti jagain kamu" Betrand semakin mengeratkan pelukannya dan mencium puncak kepala Anneth.

Setelah merasa lebih baik, Anneth mengendurkan pelukannya dan menatap sendu ke arah Betrand.

"Ini sebenernya ada apa sih kak? Suara ledakan tadi apa?" tanya Anneth masih dengan raut wajah ketakutan.

Betrand menggeleng lemah.

"Aku juga belum tau, sayang. Aku sama yang lain baru mau nyari tau, tapi aku, Bima sama Ari tadi mencar dulu buat nyari kamu, Zara sama Misell. Soalnya kita takut kalian kenapa-napa. Jadi sebelum bertindak, kita harus make sure dulu kalo kalian bertiga baik-baik aja" jelas Betrand.

"Terus kamu nyariin aku? Kok gak nyari Misell sih, kan dia adek kamu" ucap Anneth.

"Tenang, udah ada Ari. Lagian, itung-itung bantu temen buat pdkt-an" Betrand tersenyum bangga.

"Kak Ari jadi deketin Misell?" Betrand mengangguk.

Anneth hanya ber-oh ria.

"Oh ya, abis ini Rey dan Rici bakalan arahin kalian semua buat kumpul di lapangan. Kamu harus ikut dan inget, jangan berpencar, kalo mau kemana-mana harus bareng sama yang lain. Jangan sendirian. Ngerti?" Betrand memberikan pengarahan kepada Anneth.

"Iya ngerti" kata Anneth.

"Ya udah, kamu langsung ngumpul aja sama yang lain. Aku harus balik ke tempat aku dulu, soalnya aku sama anak-anak mau cari tau kejadian yang sebenarnya. Kalo ada apa-apa, kamu harus langsung hubungin aku. Ponselku gak di-silent"

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang