44

973 119 15
                                    

Zara dan Misellia baru saja keluar dari ruangan Anneth dan berniat untuk pulang ke rumah, karena orang tua Anneth sudah datang. Kebetulan Anneth juga sudah sadar, sehingga mereka bisa dengan tenang untuk meninggalkan Anneth di rumah sakit bersama orang tuanya. Namun, baru selangkah mereka keluar dari ruangan Anneth, mereka dikejutkan oleh keberadan Rey, Rici, Bima dan Ari yang juga baru keluar dari ruangan di sebelah Anneth.

"Loh kak Ari, kok bisa pada di sini sih?" Misellia menunjuk ke arah Ari dkk.

"Eh kalian ada di sini juga? Ngapain?" Ari balik bertanya.

"Kita abis nganterin Anneth kak, tadi dia pingsan pas di kelas. Kakak sendiri, ngapain di sini?" balas Misellia.

"Hah? Anneth pingsan juga?" ceplos Rici.

"Juga? Maksudnya juga kak?" sahut Zara.

"Jadi kita ke sini karena tadi nganterin Betrand yang pingsan di markas. Gak taunya Anneth ternyata juga sama" ungkap Bima yang langsung membuat Misellia terbelalak kaget.

"Apa??!! Onyo pingsan? Kok bisa?" Misellia yang semula sudah mulai tenang, kini kembali berubah panik.

"Kita juga gak tau kronologinya, Sell. Tadi dia gak masuk-masuk ke kelas, terus ya udah kita putusin buat cari. Eh ternyata udah pingsan aja di dalem markas, untung gercep bawa ke sininya" jelas Rey.

"Ya udah kak, kalo gitu gue mau masuk buat cek keadaan Onyo" Misellia hendak masuk ke ruangan Betrand, namun lengannya ditahan oleh Ari.

"Mau aku temenin?" tanya Ari.

Misellia mengangguk dan terlebih dulu masuk ke dalam ruangan, kemudian disusul oleh Ari.

"Lu semua kalo mau balik duluan gapapa" ucap Ari lalu masuk ke dalam ruang rawat Betrand.

Mereka berlima tidak pergi, melainkan memilih untuk duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruangan Betrand dan Anneth. Zara yang semula akan pulang pun, akhirnya mengurungkan niatnya dan memilih untuk tetap berada di rumah sakit.

Keheningan menyelimuti mereka berempat. Tidak ada satu pun yang membuka suara karena saling larut dalam pikiran masing-masing. Zara duduk bersandar pada pundak Bima, sedangkan Rey dan Rici memilih berdiri dan menyandarkan tubuhnya pada dinding rumah sakit.

"Guys, kalian ngerasa aneh gak sih sama Betrand dan Anneth?" ujar Rey memecah keheningan.

"Aneh gimana maksud lu, Rey?" Bima menatap ke arah Rey.

"Ya aneh, sakit bisa barengan gini" ceplos Rey, yang kemudian disadari oleh mereka semua.

"Alah...namanya juga udah satu hati bro, susah! Ikatan batinnya terlalu kuat, makanya satu sakit, yang lain ikut sakit" ujar Rici asal.

"Ya iya, gue tau Betrand sama Anneth tuh bucin. Tapi aneh banget kalo sampe sakit barengan gini. Akhir-akhir ini gue juga ngerasa mereka kayak renggang. Tiap ketemu kayak canggung dan diem-dieman gitu" Rey berjalan dan duduk di sebelah Bima.

"Apa yang dibilang kak Rey ada benernya. Gue juga ngerasa kok kak, kalo hubungan mereka lagi gak baik-baik aja dan Anneth kayak lagi nutupin sesuatu dari gue sama Misell. Tu anak juga sekarang jadi lebih pendiem dan gak suka interaksi sama temen-temen yang lain. Ditambah..." ucapan Zara menggantung.

"Ditambah apa, yang?" tanya Bima.

"Sebelum Anneth pingsan tadi, dia masuk ke kelas kayak murung gitu, aku sama Misell nanya kenapa, tapi dia cuman diem. Terus sampe akhirnya, dia tiba-tiba pingsan pas ijin mau ke toilet" tutur Zara, menjelaskan kejadian di kelasnya tadi.

"Fix guys! Emang ada yang gak beres sama mereka berdua" pungkas Rici yang langsung diangguki oleh mereka bertiga.

"Ya udah, gimana kalo kita selidiki aja? Firasat gue mengatakan, emang ada masalah besar sih di sini" usul Bima.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang