20

1.2K 123 15
                                    

Hari Senin telah dimulai. Hari dimana semua orang kembali menjalankan rutinitas mereka setelah rehat sejenak selama weekend berlangsung. Begitu juga dengan yang dilakukan Anneth. Gadis itu harus kembali pada aktivitasnya sehari-hari sebagai pelajar, yaitu bersekolah. Khusus hari ini, Anneth diantarkan oleh papinya karena Betrand masih melaksanakan camp pelatihan dan baru memasuki hari ketiga, sisa satu hari lagi sebelum camp pelatihannya selesai.

Di mobil, Anneth sesekali menengok ke arah belakang mobilnya. Belasan motor milik anggota Lengkara, mengikuti mobilnya selama perjalanan. Awalnya, papi Anneth cukup shock dengan kehadiran mereka, namun setelah Anneth menjelaskan baik-baik kepada papinya, akhirnya papi Anneth pun membiarkan anggota Lengkara untuk mengawal mobil mereka sampai ke tujuan. Tidak hanya di belakang mobil Anneth, namun ada beberapa motor juga yang berada di samping kanan-kiri dan juga depan mobil, seolah tidak membiarkan sedikitpun celah untuk orang lain masuk ke barisan mereka dan membahayakan Anneth beserta papinya.

Tentang masalah yang terjadi kemarin Sabtu, keluarga Anneth sama sekali tidak ada yang mengetahuinya. Karena saat mereka semua kembali ke rumah, kekacauan yang terjadi sudah dibereskan oleh anggota Lengkara. Kamar Anneth sudah dibersihkan dan kaca di pintu balkonnya juga sudah diganti dengan yang baru. Anneth juga sengaja tidak menceritakan kejadian itu kepada orang tuanya, karena tidak ingin mereka semua khawatir. Dan Anneth masih yakin bahwa itu semua hanyalah ulah iseng seseorang.

Akhirnya, mobil milik papi Anneth tiba di depan gerbang sekolah SMA Lentera Garuda. Setelah berpamitan dengan papinya, Anneth pun segera turun dari mobil dan disambut oleh para anggota Lengkara yang masih berada di depan sekolah Anneth saat mobil papi Anneth sudah melesat pergi, meninggalkan mereka.

"Oke, karena tuan putrinya Betrand udah sampe di sekolah dengan selamat. Maka, gue mewakili temen-temen yang lain, pamit ya, Neth? Soalnya kan di dalem udah ada Betrand, jadi lu gak perlu pengawalan kita lagi. Kita juga harus sekolah soalnya. Takut dimarahin emak kalo bolos" ujar Davin, selaku ketua regional 1 Lengkara yang ditugaskan untuk menjaga Anneth.

"Thanks ya temen-temen? Sorry udah ngerepotin kalian semua" Anneth merasa tidak enak hati karena selama 3 hari belakangan ini, mereka semua jadi tidak bisa menghabiskan waktu mereka sendiri karena harus menjaga Anneth 24 jam nonstop.

"Santai aja, Neth. Kita seneng kok direpotin sama lu. Ibu kos kan gak boleh lecet, nanti bapak kosnya bisa ngamuk" timpal Fajar.

Anneth tertawa kecil, "Kalian bisa aja".

"Ya udah, gue masuk ya? Kalian juga langsung ke sekolah masing-masing lho ya? Awas bolos!" Anneth mendelik ke arah mereka semua.

"Siap ibu kos!" mereka kompak memberikan hormat kepada Anneth.

'Brumm...brummm' suara deru mesin yang dihasilkan oleh motor-motor mereka kembali terdengar. Tak lama, mereka pun segera meninggalkan sekolah Anneth dengan menyalakan klakson mereka masing-masing sebagai tanda untuk berpamitan kepada Anneth. Anneth pun melambaikan tangannya sekilas ke arah mereka sebelum akhirnya berjalan masuk ke dalam sekolahnya.

Saat tiba di dalam, Anneth melihat ke arah lapangan sepakbola, tempat dimana seluruh siswa laki-laki berkumpul untuk mengikuti camp pelatihan, termasuk Betrand dan yang lainnya. Sekitar 4 tenda panjang berdiri berjejer di pinggir lapangan. Bisa ditebak, tenda tersebut adalah tempat mereka untuk tinggal sementara waktu selama camp pelatihan berlangsung.

Anneth melangkah mendekat ke sekitar pinggir lapangan. Ia tersenyum saat mendapati Betrand yang tengah khusyuk memimpin jalannya latihan. Betrand tampak begitu gagah menggunakan kaos polos hitam yang sepertinya press di badan Betrand, ditambah dengan celana panjang cargo berwarna cokelat. Rahangnya yang tegas, semakin menambah kharisma laki-laki itu. Walau hanya melihat sebentar, tapi Anneth begitu kagum dengan cara laki-laki itu memimpin pasukannya. Tidak sedikitpun terlihat arogan dan semena-mena, justru sangat tegas dan berwibawa. Mata elang yang dimiliki Betrand, menatap dengan tajam ke arah seluruh peserta camp pelatihan. Setelah puas melihat Betrand di camp pelatihan, Anneth pun melanjutkan langkah kakinya untuk ke kelas.

Lengkara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang