02

1K 200 9
                                    

Jisoo masih ternganga dengan interior rumah baru Taehyung dan Rosie. Jika dilihat dari depan, rumah tiga lantai dengan desain modern minimalis itu tidak nampak mewah, namun lain halnya dengan segala pernak-pernik dan furnitur interior yang tampak canggih di dalamnya.

"Wow! Rumah ini benar-benar mawakili dirimu Tae," celetuk Jisoo. "Aku akan meminta Seokjin untuk membelikan penghisap debu yang canggih ini."

Taehyung terkekeh melihat Jisoo yang begitu penasaran dengan penghisap debu jenis ecovacs deebot.

"Anggap saja kau tidak pernah mendengar itu adik ipar," ujar jennie, mengerling Rosie.

"YAK! Kim Jennie!"

"Tenang saja, Eonnie. Aku tidak akan membocorkan rahasiamu." Rosie melakukan tos dengan Jennie yang puas meledek kembarannya.

"YAK!"

Rosie diberitahu Jennie sebelumnya bahwa sulung keluarga Kim itu termasuk jenis makhluk primitif jika sudah menyangkut teknologi. Maklum saja, baik Jisoo maupun sang suami, Kim Seokjin, lebih tertarik dengan sesuatu yang berbau klasik ataupun tradisional.

"Lalu, dimana kamar kalian?" tanya Jennie penasaran.

Taehyung dan Rosie saling tatap. Jika satu minggu sebelum pernikahan mereka disibukkan dengan memilih dan mendesain interior rumah dengan paksaan Ny. Kim dan Ny. Park, namun kali ini mereka benar-benar lupa untuk memilih kamar mana yang akan mereka tempati. Karena sebenarnya, dua insan dengan paras rupawan itu masih tinggal di kediaman mereka masing-masing. Taehyung yang tinggal di apartemen pribadinya, dan Rosie yang tinggal di rumah kecil milik mendiang neneknya.

"Tentu saja di kamar yang paling nyaman," jawab Taehyung yang berjalan mendekati Rosie. "Chaeng, aku lupa untuk memilih kamar kita," bisiknya lirih.

"Aku bahkan tidak ingat tata letak rumah ini, Tae," sahut Rosie dengan nada yang sama lirihnya.

"Aku bertaruh yang ini adalah kamar kalian." Suara Jisoo menggema dari lantai dua, dan tak berselang lama dia menjerit heboh. "KYAAAAAAA!"

"Ada apa, Chu?" tanya Jennie panik. Langkah kakinya bahkan tidak melambat saat menaiki tangga.

"Hati-hati." Taehyung menggandeng tangan Rosie saat menyadari wanita itu memakai lace long dress.

"KYAAAAAAAA!"

Kali ini teriakan Jennie yang memekakkan telinga.

"Ada apa, Noo—" Netra Taehyung dan Rosie membola, rahang keduanya jatuh. Takjub dengan desain kamar yang beberapa detik lalu pintunya dibuka oleh Jisoo.

Sesuatu melintas di benak pria berambut ravenette itu. Dia ingat kalau sang ibu memintanya untuk mempercayakan dekorasi kamarnya pada ibu dan mertuanya.

"Aku rasa ibuku berlebihan dalam hal ini," gumam Rosie yang hanya dapat didengar oleh Taehyung.

Pria itu pun menoleh dan menghembuskan napas. "Maaf, Chaeng, sepertinya ibuku juga ikut andil dalam hal ini."

"Ya ampun, apa ini? Rosie, apa kau juga memakai ini di malam pertamamu?" teriak Jisoo sambil menenteng lingerie seksi berwarna hitam transparan.

Manik almond Rosie membola dan rona krimson spontan menyergap wajahnya. Dia mematung.

Sedangkan Taehyung memalingkan muka dengan semburat merah kentara di pipi hingga telinganya. Pria itu melenggang keluar kamar, meninggalkan dua saudari kembarnya yang masih mengekspresikan kegirangannya pada interior dan ornamen kamar mereka berdua, yang membuat Taehyung bergidig karena menurutnya itu terlalu indah dan manis.





UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang