08

750 164 23
                                    

Malam ini udara terasa begitu dingin, dan angin yang tampak tenang saat senja merajai ufuk barat, kini terlampau bersemangat hingga mampu membuat ranting pohon saling bergesek, dan menciptakan riuh-rendah di saat bulan dihimpit awan gelap.

Bunyi gemuruh mengawali sinyal turunnya hujan. Tetes demi tetes molekul air yang tertampung dalam awan gelap itu akhirnya tumpah. Jutaan bulir air dari langit meluncur deras menghantam tanah, membasahi bumi dengan percikan riak air dari beberapa genangan yang mulai terbentuk.

Hembusan angin masih samar terdengar meski hujan deras telah mengguyur bumi beberapa menit lalu. Hal itu membuat Jisoo sedikit cemas karena membiarkan adik dan adik iparnya berada dalam bangunan yang terpisah dari bangunan utama.

"Jen, apa menurutmu mereka baik-baik saja?" Manik Jisoo menerawang ke arah dinding kaca yang terbentang luas di sisi samping bangunan utama, yang menghadap langsung ke rumah kecil dimana Taehyung dan Rosie melestarikan tradisi keluarga Kim.

Jennie menaruh kembali anggur yang hendak disantapnya. Dia merubah posisi duduknya dengan menyerong menghadap Jisoo. "Kau tidak perlu khawatir Chu, mereka tidak benar-benar berada di luar. Mereka masih ada di dalam rumah."

"Tapi di sana dingin, Jen, dan mereka hanya tidur di atas kasur lantai."



* Ctak



"Aww! Yak! Kenapa kau memukul kepalaku?" teriak Jisoo.

"Kau bodoh, Chu! Justru itu adalah kesempatan yang bagus untuk saling menghangatkan tubuh," jelas Jennie dengan seringai nakalnya.

"Apa maksud—" Netra Jisoo membola begitu menyadari ucapan saudari kembarnya. "Kau benar! Mereka mungkin akan membuat Taehyung atau Rosie kecil malam ini. Ahh ... kenapa aku bodoh sekali ...."

"Ya, kau memang bodoh. Hehe," ejek Jennie. Tangannya kembali menyuapkan dua butir anggur sekaligus, kemudian berujar, "Aku harap rencana kita berhasil Chu."

Sontak Jisoo yang terheran dengan ucapan saudari kembarnya menoleh. "Maksudmu?"

Jennie menghembuskan napas panjang lalu mendongak, menyandarkan kepalanya pada dudukan sofa dan menyamankan posisinya di lantai kayu. "Aku tidak yakin akan hal ini. Tapi, sepertinya aku melihat Taehyung memasuki kamar Lisa, dan Rosie keluar dari kamarnya entah mau kemana."

Bola mata Jisoo bergetar namun wanita cantik itu tetap diam, menunggu untuk mendengarkan keseluruhan cerita Jennie.

"Aku tidak tahu apa yang Taehyung lakukan di dalam. Hanya saja, aku merasa Taehyung dan Rosie menyembunyikan sesuatu dari kita," duga Jennie.

"Haahh ... tadinya aku mau menyembunyikan ini darimu sampai aku mendengarnya langsung dari Rosie," tutur Jisoo ragu.

Alis Jennie terajut. Wanita bermata-kucing itu tidak bisa mencerna ucapan saudari kembarnya. "Maksudmu?"

"Sebelum menikah dengan Taehyung, Rosie berhubungan dengan Jungkook. Maksudku, mereka adalah sepasang kekasih."

"Fuck you, Jis! Kenapa kau tidak memberitahuku?!" Amarah Jennie meledak karena Jisoo menyembunyikan berita sepenting ini. Kontan, dia langsung berdiri.

"Aku baru tahu itu saat menemui Jimin di butik istrinya, Jen. Dan itu lima hari yang lalu. Sehari sebelum kita menginap di rumah Taehyung."

"Apa Jimin yang memberitahumu?"

"Bukan, Seulgi yang memberitahuku. Dia memintaku untuk bersikap lembut pada Rosie. Dia tahu Rosie mencintai Jungkook, dan menikah dengan Taehyung bukanlah kemauan Rosie."

UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang