47

450 98 61
                                    

- "Eonnie, bisakah kau menjemputku di apartemen Hoseok oppa?" (R)

Rosie mengusap bulir kristal yang tersisa di sudut netranya, lalu kembali menatap ponsel.

- "Tentu, kebetulan aku sedang berada di kedai bubur dekat apartemennya. Aku akan tiba di sana 10 menit lagi." (R)

Usai membaca pesan masuk dari Jihyo, Rosie menyambar jaket Taehyung yang tergeletak di sofa, kemudian berjalan menuju pintu.

Tzuyu yang kebetulan sedang menyiapkan sarapan memanggil Rosie, namun wanita brunette itu tidak menghiraukan panggilan Tzuyu dan pergi begitu saja tanpa permisi.

"Chaeyoung! Chaeyoung!" Taehyung keluar kamar. "Dimana Chaeyoung?" Tampak panik bertanya pada Tzuyu.

"Dia baru saja keluar," jawab Tzuyu.

Taehyung tidak membiarkan satu detiknya terbuang sia-sia. Dia bergegas menyusul Rosie meski akhirnya tidak berhasil mengejar. "Shit!" umpatnya sembari tangan meninju udara. Dia mengusap wajahnya kasar lantas kembali ke apartemen Hoseok guna mengambil ponsel.

"Sebenarnya ada apa?" tanya Tzuyu cemas. "Kenapa Chaeyoung menangis?"

"Aku tidak tahu. Kami berdebat lalu Chaeyoung tiba-tiba pergi," jawab Taehyung sembari mencoba menelepon Rosie. "Sial! Dia mematikan ponselnya!" Taehyung mendudukkan kasar bokongnya di sofa.

"Mungkin aku bisa membantumu," kata Tzuyu menawarkan bantuan. "Itu pun kalau kau bersedia untuk berbagi cerita."

Taehyung membuang napas sebelum memulai. "Aku tidak tahu kenapa, Nn. Chou. Tapi Chaeyoung menjadi kesal setiap kali aku menyebut namamu."

Tzuyu mengulas senyum. "Bukankah itu sudah jelas?"

"Maksudmu dia cemburu? Itu tidak mungkin, Nn. Chou." Sangkal Taehyung. "Dia bahkan tidak ingat pernah mengenalmu. Jadi tidak mungkin dia cemburu pada orang asing."

"Dia benar-benar tidak peka. Pasti sangat sulit menjadi Chaeyoung," gumam Tzuyu dalam hati. "Justru karena dia menganggapku orang asing." Taehyung mengernyit. "Bagaimana perasaanmu saat melihat Chaeyoung terlihat begitu akrab dengan pria yang tidak pernah kau temui?"

"Tentu saja kesal!"

"Kenapa kau menjadi kesal?"

"Karena aku menyukai Chaeyoung. Aku bahkan mencintainya."

"Nah, seperti itulah perasaan yang dirasakan Chaeyoung sekarang."

Taehyung menunjukan ekspresi tololnya. Netranya melebar dengan kelopak mata berkali-kali mengatup, sedangkan mulutnya sedikit terbuka. "T-tunggu m-maksudmu, Chaeyoung menyukaiku? Maksudku, benar-benar menyukaiku seperti aku menyukainya?"

"Ya!"

"Tidak-tidak-tidak! K-kau pasti bercanda. C-Chaeyoung tidak mungkin menyukaiku." Taehyung salah tingkah. "D-dia menyukai Jungkook, Nn. Chou."

"Kenapa dia bisa menjadi sebodoh ini untuk urusan percintaan? Aku tidak percaya dia bisa menjadi direktur R&D." Tzuyu menghela napas. "Baiklah, anggap Chaeyoung tidak mungkin menyukaimu, tapi kenapa dia tidak mendorongmu saat kau menyentuhnya? Atau marah padamu saat kau menciumnya?"

UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang