25

659 142 60
                                    

"Ada apa, Tae? Kenapa wajahmu muram? Bukankah mereka sangat menyukai progres penelitian kita?" tanya Namjoon heran, melihat atasannya memijat pelipis. "Hey, jangan menatapku seperti itu."

Kedua netra Taehyung terfokus pada satu orang, yaitu Namjoon. Tanpa mengalihkan pandangannya, pria ravenette itu menyandarkan punggungnya pada kursi lalu berucap. "Ini semua gara-gara kau, Hyung," ketusnya.

"Kenapa dengan Namjoon?" tanya Yoongi penasaran, setelah kembali dari menerima panggilan telepon dari Jieun. Dia menarik kursi, duduk lebih dekat dengan Taehyung, lalu menyeruput espresso pesananannya.

"Rosie tidak mengizinkanku tidur di kamar selama 1 minggu," tutur Taehyung pasrah.

Namjoon menyesap rokok yang diapit di antara kedua jarinya, lalu membawa wajahnya mendekat, menatap pria termuda di antara mereka. "Lalu, apa hubungannya denganku?"

Taehyung menghembuskan napas panjang. "Kau yang mengajakku pergi ke kelab, malam itu, Hyung. Dan gara-gara kau, aku terpaksa harus membawa Irene noona pulang ke rumah."

"Irene?" Namjoon mengangkat satu alisnya. "Ck! Seharusnya kau abaikan saja wanita itu, Tae."

"Bagaimana mungkin aku mengabaikannya kalau dia tiba-tiba melompat ke punggungku?" Taehyung memutar bola matanya malas.

"Memangnya siapa itu Irene?" tanya Yoongi bingung.

"Dia—"

* Bzzt

"Maaf, Hyung, Rosie menelepon."

Dalam panggilan
(Chaeyoung)

"Halo, Chae ..."
(Taehyung mendadak gugup)

"Ayah menelepon,
dia ingin kita makan malam
bersama di rumah utama."

"Malam ini?"

"Hmm."

"Oke, aku—"

Tut-tut-tut

"D-dia mematikan teleponnya?" Monolog Taehyung lirih. "Jadi seperti ini rasanya didiamkan seorang istri? AAAGGGHHH!" Dia mengacak rambutnya kasar, tak peduli dengan tatapan pengunjung kafe lainnya, lalu kembali berkumpul dengan Namjoon dan Yoongi.

Yoongi yang baru pertama kali melihat wajah stres Taehyung merasa iba. "Kau sudah minta maaf padanya?"

"Hmm ..." Taehyung mengangguk lantas menyandarkan kepalanya di meja. "Dia sedang menghukumku, Hyung."

"Itu salahmu, Tae." Sambung Namjoon.

"Yak! Memangnya siapa yang membuatku terjebak dengan Irene noona?"

Namjoon memalingkan wajahnya kemudian menimpali. "Sudah kubilang jangan berurusan dengan nenek sihir itu."

"Hah?! Memangnya siapa yang mau berurusan dengannya? Kau yang melibatkanku dalam situasi rumit ini, Hyung." Rasanya Taehyung ingin sekali memukul kepala Namjoon dengan puluhan botol wine yang terpajang sebagai hiasan kafe. "Bukankah kau juga yang memberitahu alamat rumahku padanya?"

UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang