43

467 106 54
                                    

"J-Jack? K-kau yang menolongku saat di Busan?" Rosie dikejutkan dengan fakta bahwa Kim Taehyung lah yang menolong dirinya saat di Busan, bukan Jeon Jungkook.

Taehyung mengangguk. Netranya menatap lembut manik Rosie yang masih membola, kemudian tangannya menangkup pipi Rosie. "Aku yang membawamu ke rumah Jungkook saat kau tidur."

Rosie semakin tercengang mendengarnya. "B-bagaimana kau tahu?"

"Aku tahu karena aku ada di sana saat ingatan buruk itu kembali menerormu, Chae."

Jantung Rosie menyentak. Dia memegang kedua tangan Taehyung dan menariknya turun. "Jadi kau sudah tahu?"

"Maaf. Aku tidak bermaksud menyembunyikannya, tapi—" Rosie memalingkan wajah. "Hey, lihat aku." Taehyung menarik lembut dagu Rosie, sedikit memaksa wanita brunette itu untuk menatapnya. "Tidak ada yang perlu ditakuti dari masa lalumu, kau sudah melalui semuanya. Kau hebat, Chae. Aku tahu semua itu tidak mudah bagimu. Karena itulah aku ingin berterima kasih. Terima kasih sudah bertahan sampai sejauh ini, Chaeyoung."

Lagi, ucapan itu terdengar familiar di rungu Rosie, namun ia tidak ingat siapa yang mengatakannya dan dimana ia mendengarnya. Sejenak Rosie hanyut dalam lamunan. Dia bahkan tidak mendengar Taehyung memanggilnya, hingga panggilan khas yang menjadi favoritnya dikumandangkan Taehyung.

"Ny. Kim ...."

"Hmm?" Spontan Rosie memaku atensi pada Taehyung. Kedua manik mereka pun bertemu.

Taehyung dapat mendengar degupan jantungnya. Aliran pembuluh darahnya berpacu kencang, menuai semburat rona merah di wajahnya, di saat pandangan masih terpaku pada wanita brunette di depannya.

Sementara Rosie, dia merasa mata jade yang merekam sosoknya menuntut ia untuk mengikis jarak antara dirinya dengan sang empu.

Wanita brunette itu seakan terhipnotis, hingga tanpa sadar membawa wajahnya mendekat. Lalu, manik yang sebelumnya memindai paras tampan Taehyung, kini terfokus di satu titik, yaitu bibir Taehyung. Dia sempat ragu untuk mengecup bibir kenyal Taehyung, namun saat pria itu hendak membuka mulut untuk berucap, dia segera menyambarnya.

Apa yang dipikirkan Rosie, ia pun tidak tahu. Ia hanya tidak mau Taehyung tiba-tiba mengatakan selamat malam dan menyudahi momen kebersamaan mereka.

"M-maaf, a-aku—" gagap Rosie.

Wanita itu menarik diri usai sadar dengan apa yang dilakukan. Wajahnya merona dan terasa panas. Ingin secepatnya ia kabur dari sana, namun tangan kekar Taehyung lebih dulu menarik tangannya, hingga membuat dia kembali merasakan pengalaman aneh saat sesuatu dalam perutnya menggelitik, serta jantungnya berdebar kencang.

Taehyung menatap Rosie tajam dan menggumamkan sesuatu dengan vokal baritonnya yang dalam. "Aku tahu kau mungkin akan marah, tapi, izinkan aku melakukannya sekali ini saja."

Rosie tidak sempat membalas ucapan Taehyung sebab pria ravenette itu mengulum lembut bibirnya tanpa aba-aba.

Taehyung memimpin penyatuan ranum mereka sepelan mungkin, memberi kesempatan pada Rosie untuk mengimbangi tempo ciuman mereka. Dan diluar dugaan, Rosie menyambut ciuman itu dengan sedikit agresif.

Mungkin Taehyung akan merutuki tindakan bodohnya setelah ini. Semua sentuhan Rosie, hembusan napas Rosie, lenguhan manis yang menyusup ke dalam rungunya di sela-sela ciuman mereka, membuat tubuh Taehyung semakin memanas, dan dukungan hawa dingin dari sang hujan, kian mendorong pria itu untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar ciuman.

UNDENIABLE LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang