Malam yang dingin. Terlihat kendaraan berlalu lalang. Jalan-jalan menyisahkan jejak hujan yang perlahan mulai mereda. Beberapa orang yang memakai kacamata melepasnya untuk sekedar menghapus jejak kabut dingin yang menghalangi pandangan. Saat ini Alice sedang duduk di kursi kemudi mobilnya menunggu lampu merah berganti hijau.
Beberapa menit yang lalu kota diguyur hujan deras. Bahkan Alice sempat ketiduran karena godaan tidur saat udara dingin lebih berat dari hari-hari biasanya. Niatnya ingin bermalas-malasan di apartemen saja setelah pelayanan klinik prakteknya berakhir dan juga batalnya acara lamaran sang ayah karena pekerjaannya di jepang masih belum selesai juga. Namun tiba-tiba dia dihubungi salah satu rekan kerjanya untuk membantunya melakukan operasi jam 11 malam ini.
Tepat di sebelah kanan mobil Alice, seorang pasutri juga sedang menunggu lampu jalan. Mereka menggunakan satu jas hujan yang sama. Alice kembali memperhatikan sekitar. Hujan memang tidak sederas tadi, tapi masih cukup membuat orang basah kuyup dan kedinginan.
Tiba-tiba saja pria di depan menyodorkan ponselnya pada sang isteri. Tepat saat itu Alice memperhatikan ketika ibu itu mengangkat sedikit jas hujannya dan memperlihatkan perut yang buncit. Dari kelihatannya usia kandunganya sudah sekitar 8 bulanan.
Alice terus memperhatikan mereka, terutama ibu hamil yang sedang berada di jalan raya yang cukup ramai ditambah udara dan hujan yang dingin. Setelah memastikan masih ada cukup waktu menunggu lampu lalu lintas, Alice kemudian membuka kaca mobilnya.
"permisi pak. Bapak mau ke mana ya?" Alice
Pria itu menoleh dan membuka kaca helmnya. "saya mau ke rumah sakit mbak. Ada apa ya?"
"oh gak apa-apa pak. Di luar sangat dingin. Saya Cuma kasian ibunya. Bapak mau ke rumah sakit mana?" Alice
Pria itu sedikit menoleh ke arah perempuan yang duduk di belakangnya. Mungkin mereka sedang ngobrol tapi entah apa yang dibicarakan karena Alice tidak begitu mengerti bahasa jawa."mau ke Manobans Hospital mbak." Kata Pria itu akhirnya menjawab.
"kebetulan saya juga mau ke arah sana pak. Mungkin ibu bisa ikut sama saya aja. Apalagi jaraknya masih cukup jauh." Alice
"oh gak apa-apa mbak. Nanti malah merepotkan" kata ibu itu.
Sepasang suami isteri itu berdiskusi. Sang suami berusaha membujuk isterinya untuk ikut karena memang udara malam hari ini sangat dingin dan dia dalam kondisi sedang hamil besar."gak apa-apa bu." kemudian Alice terseyum.
Ibu hamil itu nampaknya masih berfikir. Mereka kembali memperhatikan Alice dan mobil yang sedang dikendarainya. "gak usah takut bu, niat saya hanya ingin membantu supaya ibu tidak kedinginan apalagi sedang mengandung." Alice mencoba meyakinkan mereka sampai akhirnya sang bumil mengambil posisi untuk turun dari motor dengan pelan.
Melihat hal itu Alice segera turun dan membukakan pintu disisi kiri. Ternyata lampu merah sudah menjadi hijau. Alice segera berlari kecil dan masuk ke dalam mobil.
Selagi dalam perjalanan, karena Alice bukanlah gadis yang pandai berbasa basi maka dia memutuskan memutar musik yang ringan dan membantu rileks. Sementara sang Ibu Hamil sesekali memperhatikan Alice dan jalan di depannya, kadang juga memerhatikan spion yang mengarah ke belakang.
"ibu ada keluarga yang sakit?" Alice
"iya mbak. Anak saya kemarin abis kecelakaan."
"sekarang kondisnya bagaimana bu?." Alice berusaha berbasa basi.
"udah mendingan mbak, Alhamdulillah.."
"..ngomong-ngomong mbak mau ke mana?"
"saya mau ketempat kerja teman saya bu. Beliau mau minta tolong katanya" Alice
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice (Dreams And Memories) Book 1
FanfictionTerlahir dengan identitas ganda dan menyebabkan kemalangan bagi orang lain membuatnya dihantui rasa bersalah. Ketika kenyataan hidup memaksanya untuk menyerah dan mengetahui orang terdekat ternyata memiliki kepentingan membuatnya diliputi rasa kecew...