19. Anak Nakal Hyung

115 6 0
                                    

**Seoul, Korea

Jennie baru saja pulang dari pabrik barunya untuk melihat sejauh mana persiapan yang telah dilakukan stafnya di sana. Setelah menyetujui kontrak dengan Manoban's Group beberapa hari yang lalu, J Foods kini berubah menjadi penyedia makanan dan minuman berstandar Halal dan secara otomatis telah mengganti semua peralatan dan prosedur pengolahan makanan dan minuman siap saji di perusahaannya. Selain itu restaurant dan beberapa kafe milik Jennie juga kembali beroperasi dengan standar pengolahan dan menu yang telah berubah, juga beberapa menu baru seperti makanan khas Indonesia akan menjadi menu tambahan di sana. Hal ini bukan tampa alasan, selain karena perjanjian dengan Manoban's Group juga kerena minat masyarakat korea terhadap makanan Indonesia yang tinggi dan pemasaran J Foods juga akan semakin luas jika telah memenuhi standar makanan halal.

"buat lah laporan pabrik hari ini, aku ingin melihat hasilnya besok di meja kerjaku" jennie sedang berjalan menuju ruangan kerjanya beriringan dengan Sekertarisnya.

"baik Sajang-nim."

Seseorang menghampiri kedunya. "Sajang-nim, tamu anda sudah menunggu di dalam" ucapnya kemudian Yuna membungkuk kecil meninggalkan jennie menuju ruang kerjanya. Sebelumnya Jennie telah mendapat kabar bahwa seseorang yang tadi pagi mendatangi kantornya sudah datang namun saat itu Jennnie masih berada di pabrik bersama sekertarisnya dan beberapa karyawan yang bekerja di sana. Setelah mendapat kabar itu Jennie bergegas menyelesaikan urusannya hingga orang tersebut menunggu lebih dari 30 menit lamanya.

"baiklah, tolong buatkan minum seperti biasa. Sekalian buatkan juga untuk Yuna."

"baik sajang-nim." Sahutnya kemudian jennie melangkah menuju pintu ruangannya.

Ceklek setelah membuka pintu, pandangan Jennie langsung mengarah ke sofa, kedua bola matanya menagkap seorang pria yang mengenakan setelan jas abu-abu duduk dengan santai, kemudian pria itu menatapnya dengan senyuman merekah.

Pupil mata Jennie membesar dan langkahnya terhenti ketika melihat pria itu menampakkan senyuman khasnya berdiri dan mendekat kemudian memeluknya. "sekarang kau sangat sibuk ya sayang" Pria itu mengelus lembut rambut Jennie.

Ucapan pria itu membuat air di pelupuk mata jennie terlepas juga. "aku tak menyangkah kamu akan datang sayang. Kenapa tak mengabariku"  Jennie menyahut ketika masih dalam pelukan pria itu.

"surprise" pria itu kemudian terkekeh kemudian  mengecup kepala Jennie cukup lama.

"aku sangat merindukanmu" kemudian menghapus air mata Jennie dengan menggunakan ibu jarinya.

Jennie hanya diam dalam pelukannya yang semakin erat. "sayang?"

"mmm..?" sahut jennie.

"apa kau tak berniat melepaskan ku"

"biarkan dulu seperti ini Boo." Jennie.

Pria itu hanya tersenyum dalam pelukan kekasihnya dan mengecup pucuk kepala Jennie beberapa kali dengan mudah karena tubuh jennie yang mungil membuatnya semakin gemas dengan kekasihnya. Wajar saja sudah sekitar setahun lebih tak mereka bertatap muka secara langsung.

"ouch.." tiba-tiba pria itu meringis kesakitan merasakan cubitan diperutnya.

"itu untuk meninggalkanku terlalu lama" Jennie

"dan ini untuk.." belum sempat Jennie menyelesaikan kalimatnya, si pria malah menggelitik Jennie, karena tak tahan gadis berpipi mandu itu berlari sementara si pria terus mengejarnya.

"stop it Honney." Gelak tawanya tertahan namun Jennie tetap berusaha bicara meminta pada kekasihnya untuk berhenti mengejarnya.

"gak mau. Pokoknya kamu harus membayar karena sudah mencubit perutku."

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang