24. Manoban

83 9 0
                                    

Rosè dan Alice kini semakin dekat setelah dua hari menghabiskan waktu bersama. Alisyah yang juga baru Rosè kenal sekitar tiga hari lalu saat pertemuannya di Manobans Hospital pada test tahap ke tiga untuk peresmian Neuron Assistant mewakili RSMC Indonesia. Gadis berambut blonde itu merasa beruntung telah memiliki kesempatan untuk datang ke Indonesia walaupun pada akhirnya seleksi itu dimenangkan oleh Alice. Pada hari itu beberapa menit saat operasi berlangsung, Rosè tanpa sengaja mengacaukan meja operasinya karena sistem sensornya mengalami kebingungan dan mengalami shok yang tak terkendali. Meskipun begitu ia tetap bersyukur karena dengan kesempatan itulah ia bisa mengenal seorang sahabat baru yang bernama Alisyah Kim yang ternyata usianya dua tahun lebih muda darinya.

"aku harap suatu saat kamu kembali ke Indonesia. Aku janji kita akan mengelilingi kebun teh sambil berkuda." Alice memerhatikan Rose yang sedang berdiri di depannya dengan mata berkaca-kaca.

Alice tersenyum di baik maskernya. "Kedengarannya menarik. Suatu saat aku akan kembali. Tapi aku harap kamu juga bisa mengunjungiku di Singapore, aku juga akan membawamu berkeliling di sana."

"ini untukmu." Alice memberikan satu kotak berukuran sedang. Tampak manik bening di kedua bola mata Rose saat melihat kotak biru navy yang ia terima dari Alice.

"oh ini apa Lis?" Rose

"sesuatu yang tentunya gak bisa dimakan." Mendengar candaan Alice, Rose hanya tersenyum malu mengingat sahabatnya itu sudah mengetahui bahwa ia sangat suka makan dengan ukuran perut seramping itu. Bahkan perjalanan mereka kemarin kebanyakan hanya berwisata kuliner dan rupanya Rose sangat menyukainya.

"ah Lis, aku akan merindukan rasa Es pisang ijo kemarin." Rose kembali mengingat salah satu menu yang sempat mereka nikmati.

Alice kembali tertawa. "gunakan kecerdasan Ucle Google untuk mencari resep nya. Sesekali bereksperimen di dapur patut dicoba."

Tiba-tiba terdengar pemberitahuan penerbangan internasional ke singapure. Rose segera merengkuh Alice. "Aku pulang dulu ya. Sampai jumpa Lagi Lis."

"maaf aku hanya bisa memberi ini." Ucap Rose ketika membuka Gelang ditangan kirinya. Tak terasa air mata Rose akhirnya jatuh ke pipinya.

"kau tidak perlu melakukan ini." Alice mendorong pelan tangan Rose ketika hendak menyerahkan gelang miliknya.

"tidak. Anggap ini kenang-kenangan dariku. Aku sungguh senang mengenalmu Lis." Rose

"kukira kamu hanya penakut, ternyata kamu juga sangat cengeng."

Tangis Rose berubah tawa walaupun air matanya masih saja keluar. "kadang kamu menjengkelkan juga ya."

"aku harap kamu tidak ketinggalan pesawat" Alice

"aku yakin kamu juga akan terlambat kerja." Rose

Sekali lagi mereka berpelukan.

"see you Lis. Bye"

"save flight Rose. Bye Bye"

***

Dari kejauhan beberapa orang yang berlalu lalang di Badara Internasional Sabiha Gokcen, Turki. Terlihat bingung dan sebagian dari mereka sedikit terkejut ketika melihat beberapa pria bertubuh tegap dan besar mengisi beberapa tempat di sepanjang jalur VIV. Beberapa diantara mereka sudah ada yang mengetahui keadaan tersebut, dan sebagian lagi hanya memperhatikan karena ketidak tahuannya.

"mommy mommy, mengapa mereka berlari?" seorang anak laki-laki yang tengah duduk sambil memakan roti coklat hangat ditangannya bertanya pada ibunya.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang