Pagi telah tiba, secercah cahaya menelisip melalui kaca jendela yang tak tertutup tirai, hingga sebuah bayangan seorang wanita terlihat tengah sibuk mengangkat nampan berisi mangkuk yang mengeluarkan uap tipis dan minuman hangat yang kemudian diletakkan di meja nakas. Pagi ini masih pukul 6.25 am yang menandakan dimulainya aktifitas namun tidak dengan seorang gadis berambut hitam yang tertidur sambil memeluk tubuh sang ibu dengan tangan kirinya.
Sementara sang ibu sejak tadi hanya bisa duduk pasrah sambil mengusap lembut surai sang putri yang mulai manja sejak malam tadi. Walaupun merasa sangat lelah dan kurang tidur, rasa khawatir dan sayangnya lebih besar sehingga ia lebih memilih untuk memanjakan putri semata wayangnya.
Wajah cantik ibu beranak satu itu tiba-tiba berubah sedih ketika menyadari bahwa tubuh sang putri kini terlihat sedikit kurus. Dengan lembut ia meraih jemari putrinya dan memperhatikan beberapa luka sayatan kecil yang masih membekas di jemarinya.
Sejenak terlintas dibenaknya tentang kenangan saat pertama kali ia menyusui sang buah hati. Masa-masa yang membahagiakan sekaligus masa yang menyedihkan. Saat itu dia sedang memperjuangkan cintanya dengan sang pujaan hati. Namun suatu hal yang tak terduga terjadi ketika hari pelarian mereka akhirnya berakhir demi menyelamatkan nyawa bayi mungil yang kedinginan. Sejak setelah tiba di rumah sakit, wanita itu tak membiarkan bayi mungil itu lepas dari pelukannya. Sebab segera setelah melepasakannya, sang bayi akan memangis lagi dan mendengar suara tangisannya hanya akan menyakiti hatinya.
Kala itu jiwa dan hatinya terusik. Dia berfikir semenyedihkan ini kah kau merindukan ibumu Nak?. Bahkan tubuh bayi itu masih merah sebab baru beberapa jam yang lalu terlahir di dunia. Walaupun awalnya terasa kaku, wanita cantik itu akhirnya bertekad ketika ia dapat merasakan sesuatu direlung hatinya. Perasaan hangat dan bahagia saat sang bayi akhirnya tenang dan bersemangat menelan susu formula melalui selang kecil yang di selipkan pada mulut sang bayi saat menyusu melalui dadanya sendiri.
Kenangan yang takkan pernah terlupakan. Karena sejak hari itu dirinya memiliki perasaan yang begitu dalam dan besar yang ia yakini sebagai rasa kasih sayang seorang ibu pada anaknya. Saat itu dia merasakan kehangatan saat kulit mereka bersentuhan dan bisa merasakan detak jantung sang bayi dalam dekapannya. Jessica tak mampu lagi menahan air mata bahagianya sebagai seorang ibu dan tangisan dan suara kecil bayi mungil itu entah mengapa menjadi terdengar indah dan merdu di telinganya.
"Jangan khawatir nak, Oemma tak akan pernah meninggalkanmu." Kalimat itu masih begitu jelas diingatannya sebab itulah janji pertama Jessica pada Alice.
Sampai akhirnya Jessica tersadar dari lamunannya ketika bayangan Suzy mengusik tatapan kosongnya. "kalian ke bawalah untuk sarapan." Suzy mengangguk mendengarkan penuturan Jessica. Segera setelah berpamitan, Suzy langsung keluar dan digantikan dengan kedatangan sepasang pengantin baru.
Citra menghampiri Jessica untuk sekedar menyapa dan memilih duduk di sebelah kiri Alice. Sementara Albar duduk di tepi tempat tidur kemudian menyentuh kaki Alice yang terasa dingin.
"maaf semalam aku tak ikut makan malam karena harus menemani Alice di sini." ucap Jessica setelah melepas genggaman tangan Citra.
"its okay Unnie. Oppa telah memberitahu kami semalam." Citra
"bagaimana?" Albar bertanya pada Jessica menunjuk Alice dengan tatapannya.
Kemudian tatapan ketiganya kembali pada sosok gadis bertubuh sedikit kurus yang masih menyelami mimpi dalam tidurnya. "semalam dia demam dan sulit tidur. Beberapa kali muntah dan mengeluh pusing. Sekitar jam tiga pagi dia baru benar-benar bisa tidur.."Jessica menjawab sedikit pelan karena tak ingin membangunkan Alice yang baru beberapa menit lalu kembali melanjutkan tidurnya sehabis sholat subuh. Gadis itu sejak tadi berbaring di atas pangkuan Jessica yang nyaris terlihat seperti tengkurap dengan memeluk pinggangnya. Citra memperhatikan tangan Jessica tak henti-hentinya mengelus-ngelus kepala Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice (Dreams And Memories) Book 1
FanfictionTerlahir dengan identitas ganda dan menyebabkan kemalangan bagi orang lain membuatnya dihantui rasa bersalah. Ketika kenyataan hidup memaksanya untuk menyerah dan mengetahui orang terdekat ternyata memiliki kepentingan membuatnya diliputi rasa kecew...