87. Parallel 9

51 6 3
                                    

Tiupan angin dingin yang lembut serta nyanyian burung yang merdu membuat tidur seorang gadis bersurai hitam dan panjang terusik. Bulu mata yang panjang dan lentik serta hembusan nafas yang halus dilengkapi visual yang menawan membuat siapa saja akan jatuh hati pada pandangan pertama. Gadis dengan panggilan nona Park ini adalah salah satu primadona di negeri gogureyo, namun sampai saat ini tak seorangpun berhasil memikat hatinya. Gadis ini dikenal sebagai anak dari pemilik rumah makan terbesar dan penginapan kelas atas di ibu kota Pyongyang. Walaupun terdengar isu miring soal asal usulnya namun sampai saat ini tidak ada yang berani menyinggungnya.

Nona Park juga dikenal sebagai gadis yang sangat baik, santun, dermawan dan berparas cantik sehingga membuatnya dikenal banyak orang. Karena usaha keluarganya telah berkembang pesat selama bertahun-tahun membuatnya menjadi salah satu anak dari keluarga pengusaha kaya dan makmur.

Tuk tuk tuk dengan suara ketukan pintu tersebut nona Park akhirnya benar-benar terbangun secara paksa dan meninggalkan mimpi indahnya. Kedua kelopak mata itu akhirnya terbuka pelan-pelan dan hal yang pertama ia lihat adalah seorang pria duduk tertidur tepat di depannya. Ketika ia hendak bangun dan menggunakan tangannya untuk menopang tubuhnya, ia tersadar bahwa jari tangannya yang melepuh akibat terkena uap air panas semalam sudah diobati oleh dokter Kim. Segera rona merah muda memenuhi kedua pipinya ketika melihat salah satu tangan dokter Kim masih memegang jari tangannya. Sepertinya karena sangat lelah dan mengantuk dokter Kim tertidur segera setelah selesai mengobati jari tangannya semalam.

Berarti itu bukan mimpi? Tiba-tiba senyuman konyol nona Park tampak menggemaskan.

Tuk tuk tuk lagi-lagi nona Park tersadar dan segera beranjak dengan hati-hati sebelum suara ketukan pintu membangunkan orang-orang yang masih tertidur di sini.

Sebelum pria itu berbicara nona Park memberi isyarat menutup mulut sambil kembali menutup pintu dengan pelan.

"Ada apa?"

"nona muda, tadi nyonya mencari anda."

"baiklah." Nona Park hendak pergi namun tiba-tiba dia berbalik lagi.

"Tolong siapkan dua kamar tamu di kediamanku dan pakaian pria dan wanita di ruangan yang terpisah. Juga pakaian bayi laki-laki berserta kaos kaki."

"baik nona muda." Pria itu segera pergi melaksanakan perintah sementara nona Park segera pergi menemui ibunya.

"apa yang membuat wajah putriku merona pagi-pagi begini?" Nona Park yang sedang berjalan santai dari ruang tamu menuju kamar ibunya terlihat melamun hingga tak menyadari keberadaan ibunya yang duduk di kursi ruang tamu sejak tadi.

"Eomeoni, ada apa dengan wajahku?" Ekspresi bahagia nona Park tiba-tiba berubah khatir.

"Ke sinilah. Biar eomeoni periksa." dengan begitu nona Park berjalan mendekat dan duduk tepat di sebelah ibunya.

Namun setelah beberapa saat nona Park memperhatikan ibunya tidak melakukan apa-apa dan hanya menyentuh wajahnya dan tersenyum."mengapa eomeoni tersenyum? apa wajaku sangat jelek tanpa riasan?"

"apa yang sedang difikirkan putriku yang cantik ini sampai tidak mendengarkan pertanyaanku tadi?"

Nona Park mulai salah tingkah dan menunduk sebelum kemudian kembali menatap ibunya. "Maaf. Apa yang tadi eomeoni tanyakan?"

Wanita berparas cantik dan anggun itu akhirnya terkekeh kemudian berkata. "Apakah putri eomeoni sudah menemukan seseorang yang memikat hati?"

"Apa yang eomeoni bicarakan. Kami hanya kebetulan bertemu saja.." Nona Park menjawab dengan tenang namun perubahan kecil dari ekspresi dan perilakunya dapat segera diketahui oleh ibunya.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang