60

49 9 0
                                    

Saat ini Jisoo sedang memeriksa dan menandatangani dokumen terakhir yang menumpuk di atas meja kerjanya. Tiba-tiba terdengar dering notifikasi membuat fokusnya mengarah ke ponsel android yang sengaja ia letakkan di sisi lain meja kerjanya. Setelah melihat notif tersebut, tatapannya kemudian mengarah ke dinding kaca transparan dan melihat Mark sedang fokus pada layar komputer di meja kerjanya.

Jisoo kemudian menekan tombol intercom. "mark?"

"iya Miss?"

"tolong ke ruangan saya." Jisoo.

"Baik miss"

Tak lama ketukan pintu terdengar dan Mark melangkah masuk. "Berkasnya sudah bisa kamu kirim ke sekertaris Han. Aku akan keluar sebentar. Setelah jam makan siang aku akan kembali lagi." Jisoo berbicara sambil merapikan dokumen yang sudah ia periksa untuk kemudian diserahkan ke sekertaris CEO.

"apa perlu saya mengantar anda miss?" Mark

"oh, tak perlu. Aku hanya akan mengantar ayahku ke klinik. Hari ini jadwal cek-up nya." Jisoo

"baiklah miss." Mark

"kalau ada hal yang mendesak segeralah mengabariku." Jisoo

Mark mengangguk. "oh ya Miss. Rencana rapat dengan salah satu pihak kontraktor yang dijadwalkan besok kemungkinan akan berhalangan hadir.."

"..baru saja mereka memberi konfirmasi melalui surel." Mark

"baiklah, tolong teruskan ke saya. Kemudian konfirmasi pada pihak employer, investor, Enginer dan pihak yang terkait apa mereka ada waktu siang ini. Jika iya tolong jadwalkan rapatnya pada jam dua siang nanti."

"baik. Saya akan segera mengabari anda Miss" Mark.

"baiklah. Aku pergi dulu. Kita bisa membicarakan ini melalu telpon nanti."

Jisoo kemudian mengambil mantelnya yang tersampir dan meraih tas tangan dan ponselnya di atas meja. Kaki jenjangnya melangkah keluar diikuti Mark yang juga kembali ke meja kerjanya.

Langkah Jisoo kini terhenti. Saat ini dia sedang berdiri di depan pintu lift VIV.

Ting pandangan Jisoo beralih menatap pintu lift lain yang terbuka. Ia kemudian melirik jam tangannya karena dia memang sedang terburu-buru sekarang.

Jisoo akhirnya memutuskan untuk memasuki pintu lift yang di sebelahnya dari pada menunggu pintu lift VIV yang sampai saat ini belum juga terbuka. Dalam pintu lift yang terbuka itu, ia mendapati seorang gadis berambut blonde sedang berdiri seorang diri sambil memegang beberapa dokumen ditangannya.

"selamat pagi."Jisoo membuka suara.

"selamat pagi juga miss." Alice tersenyum kikuk sementara Jisoo justru terlihat senang melihat reaksi Alice yang terlihat malu-malu.

"Anda akan ke lantai berapa?" Jisoo dikenal sangat ramah dan memiliki kepribadian yang baik. Walaupun jabatannya diperusahaan ini sangat penting, ia bahkan masih bersikap ramah dan hormat secara profesional pada para karyawan lainnya.

"lantai 5 miss." Setelah mendengar jawaban Alice, Jisoo langsung menekan tombol angka 5 dan memilih berdiri disebelah kiri Alice. Suasana lift kembali sunyi. Jisoo tersenyum melihat perilaku Alice dari pantulan dinding yang terlihat lucu dan pemalu.

Sebenarnya Jisoo sudah memperhatikan beberapa staf magang sejak awal pertemuan mereka di ruangan rapat beberapa hari yang lalu. Jisoo telah memperhatikan salah satu gadis betubuh tinggi dan berambut blonde yang terlihat tenang dan lebih pendiam dari staf magang yang lain. Bahkan sempat terjadi hal yang lucu pada hari itu dimana saat semua mata memandang Jisoo saat memperkenalkan diri, namun entah mengapa Alice justru tertunduk malu ketika Jisoo menatapnya cukup intens. Dan reksi itu justru membuat Jisoo merasa terhibur. Beberapa orang sempat menyadari hal itu namun reaksi mereka sama dengan jisoo. Namun tak ada yang tahu bahwa perilaku jahil Jisoo sebenarnya sudah ada sejak lama. Bagi orang terdekatnya, Jisoo dikenal sebagai wanita penggila Chicken dan berperilaku 4D. Tapi sampai saat ini belum ada yang tau hal itu sebab Jisoo tak ingin meruntuhkan kesan wibawahnya sebagai seorang direktur perusahaan.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang