198

65 8 0
                                    

Setelah menyerahkan ponselnya pada Jennie dan masuk ke kamar kecil, Alice mulai melakukan komunikasi melalaui pesan chat ke nomor ponselnya yang dipegang oleh Jennie sementara Alice menggunakan ponselnya yang lain dengan identitasnya sebagai Alisyah Kim atau adik bungsu Kim Jisoo untuk memancing Jennie agar terbuka padanya. Namun seperti yang diperkirakan, Jennie benar-benar terpancing apalagi Alice sepupunya secara tidak langsung menjadi orang yang ada dalam daftar hitamnya karena menjadi putri dari seorang Kim Sang Ook dan juga Jessica Jung.

Setelah Alice keluar dari kamar kecil dan berbicara empat mata dengan Jennie, Mina diam-diam masuk ke kamar kecil untuk mengambil ponsel Alice yang sengaja ia tinggalkan di dalam. Karena kajadian itu pula, Alice akhirnya mengetahui sejauh mana kebencian Jennie pada kedua orang tuanya dan seberapa banyak Jennie mengetahui tentang keterlibatan keluarganya dengan masalah pribadinya dengan Jong In. Melihat kepergian Jennie meninggalkan kediaman Kim malam itu, Alice diam-diam menghubungi Becky untuk bersiap dengan kemungkinan meminta kedatangannya ke Soul malam itu juga. Baru setelah menjemput Jennie dari Martin's Bar, Alice kembali menghubunginya dan memintanya untuk terabang ke seoul.

Tiba-tiba Alice berdiri dari kursinya sambil merapikan jaket dengan rapat. "Mau ke mana?" Becky bertanya.

"Aku akan ke luar sebentar, jadi tunggu aku kembali." Walaupun bingung dan sedikit penasaran, Becky tidak bertanya lagi dan mengangguk sebagai persetujuan.

Setelah beberapa saat kemudian, Alice kembali dan membawa dua paperbag berukuran kecil dan meletakkannya di atas meja. "Ini adalah minuman dan suplemen multivitamin serta obat yang dapat kalian konsumsi. Yang ini milik Jane dan ini untukmu. Jangan khawatir, semua ini resep dari dokter dan di dalamnya ada catatan."

Becky terdiam. Dia tidak menyangkah bahwa Alice keluar hanya untuk membeli semua itu. Secara perlahan pipi Becky bersemu merah saat ia tidak dapat menahan senyuman di wajahnya."Terimakasih." Becky dengan malu-malu mengambil kedua paper bag tersebut dan menaruhnya di atas kursi kosong tepat di sebelahnya.

"Tidak masalah. Aku harap kalian tetap menjaga kesehatan dan tolong tetap bersama Jane beberapa hari lagi." Alice.

Becky tersenyum dan mengangguk. "Tentu. Bagaimanapun juga Jane adalah sahabatku. Aku juga tidak tega meninggalkannya sekarang. Soal pekerjaan, aku masih bisa menghendelnya dari sini."

Mereka kembali terdiam. Karena hening beberapa saat, Becky diam-diam mencuri pandang namun Alice yang sejak tadi tenang duduk di kursinya tiba-tiba menatapnya dan tatapan mereka bertemu. Alice tersenyum dan membuat jantungnya kembali berdebar. Tak ingin membiarkan suasana menjadi canggung terlalu lama, Becky kemudian berkata. "Ini sudah hari keduabelas. Mengapa kamu tidak mengunjunginya saja? Saat ini Jane membutuhkan banyak dukungan. Dia pasti sangat senang jika kamu mengunjunginya." Becky berkata setelah menggengak sekali minumannya sebagai upaya untuk menangkan dirinya sendiri.

"Aku rasa waktunya belum tepat. Jane beralasan masih berada di luar negeri dan juga konflikku sebelumnya terkait ketidaksetujuanku dengan Kai. Dengan timbulnya masalah ini, Jane sepertinya belum siap bertemu denganku." Alice.

Becky menghelah nafas dan mengangguk kecil. Dia juga menyadari hal itu. Jennie mencoba menghindar dari semua orang, termasuk Alice dan keluarganya. Sejauh ini hanya dirinyalah yang diterima oleh Jennie untuk berada disisinya.

"Bagaimana dengan saudariku Kim Jisoo. Apakah Jane tidak menghubunginya?" Alice penasaran dengan itu. Setahunya, Jennie dan Jisoo tidak dalam konflik kecuali Jiyoon yang secara terang-terangan mengatakan kebenciannya.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang