12. Jessica Jung

85 6 0
                                    

Malam itu Albar dan sepasang suami Isteri Kim Sang Ook dan Jessica Jung menikmati family time mereka, sebab sudah berbulan-bulan mereka tidak memiliki waktu luang untuk bercengkrama secara langsung. "bagaimana dengan Alice. Bukan kah jadwal magangya tak akan lama lagi?" Sang Ook

"Sepertinya akan dimuai tahun depan." Albar

"Al, biarkan Alice magang di kantor Hyungmu saja " celetuk Jessica

"bukannya aku menolak noona. Hanya saja aku tidak mau Alice diperlakukan khusus. Aku tau Noona sangat memanjakan Alice di sini. Lagian di kantor Hyung pasti banyak yang mengenalinya."Albar.

Wanita berparas cantik itu tersenyum. "untuk mengatur Alice bisa Ujian meja dan mengikuti magang tahun depan karena Noona yang memaksa Hyung mengaturnya kan?" Albar

"Al, Alice anaknya cerdas. Dia menyelesaikan semuanya juga karena kemampuannya bukan karena siapa-siapa. Lagi pula jika Alice bisa selesai lebih awal, dia kan bisa menikmati beberapa minggu waktu tersisa untuk beristirahat atau mungkin mengisi waktu kerjanya di klinik. Kamu kan tau dia sangat mencintai profesinya sebagai dokter." Jessica

Kim Sang Ook hanya bisa tertawa melihat tingkah sang isteri dan adiknya. "oh ya Al, mahasiswa yang akan magang di kantor cabang Indonesia ada berapa? Kalau laporan yang kuterima di kator ada 15 orang. Di London, Singapure, Rusia, Turki, USA, Ausi dan korea masing-masing 10, Thailand dan Hongkong masing-masing 9."

"Soal banyaknya mahasiswa yang magang sewaktu-waktu bisa berubah tergantung berapa company yang akan bergabung nantinya. Mungkin akhir minggu ini hasilnya sudah keluar. Tapi untuk saat ini di Indonesia ada 55 mahasiswa. Rencananya Aku akan meminta Andra untuk mengawasi kantor di Surabaya, Sulawesi dan Jakarta. Sementara aku akan fokus pada perusahaan yang ada di Rusia, Turki, USA dan London."

Sang Ook tersenyum lebar diikuti Albar dengan senyuman jahilnya."ada apa dengan senyumanmu Manoban" Jessica ikut tertawa ketika mendengar ucapan suaminya.

"Hyung Ayolah. Aku tau hyung mengerti maksudku." Albar

"gak apa-apa sayang, bantulah adikmu yang manja itu." Jessica terkekeh kemudian menyesap pelan minuman hangatnya.

"lihatlah Hyung, Noona saja langsung mengerti" Albar terkekeh.

"tapi ada syaratnya" Jessica.

Atensi kedua pria itu langsung mengarah ke Jessica. "biarkan Alice magang di kantor hyungmu dan tinggal bersamaku di sini, bagaimana?" Jessica berucap dengan ekspresi penuh harap, sambil bergelayut manja mencoba merayu sang suami agar membantunya membujuk Albar untuk memenuhi permintaannya.

"sayang, kamu bahkan tidak meminta persetujuanku dulu."Sang Ook berusaha keras mempertahankan ekspresi serius seolah tidak menyetujui keinginannya dan hal itu membuat Jessica sedikit kesal.

"kalian sama saja. Mengapa pria kebanyakan egois." Sang Ook langsung tersenyum dan memeluk Jessica dengan menggunakan tangan kirinya.

"aku hanya bercanda sayang. Tapi menurutku apa yang dikatakan Al ada benarnya juga. Alice harus belajar mandiri." Sang Ook

"dia sudah mandiri sayang. Kalian tau itu kan." Jessica

"tapi Alice harus melewati proses ini dan mencari pengalaman dalam lingkungan kerja. Karena bagaimana pun cepat atau lambat Alice akan jadi penerus perusahaan daddy. Albar dan Aku belum tentu sehat selalu. Lihatlah daddy sekarang. Daddy bisa menikmati masa tuanya dengan santai karena anak-anaknya bisa mengurus pekerjaannya.." Sang Ook.

"Mungkin saja seumur hidup Alice menjalani profesinya sebagai seorang dokter tapi saat ini dia juga punya tanggung jawab sebagai penerus keluarga dan sudah pasti cuma dia yang bisa kita harapkan untuk mengelola dan mewarisi perusahaan." Albar

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang