165. Parellel 46

38 6 2
                                    

"Seseorang sepertinya telah mengawasi tanpa kalian sadari.." Pangeran Joon Gi berkata sambil memandang pangeran Lim membaringkan istrinya kembali di tempat tidurnya.

"..Kepala dayang Choi, segera selidiki dayang yang tidak berada di tempatnya saat ini. Jika ada hal yang mencurigakan, segera laporkan padaku." Setelah mendapatkan perintah tersebut, dayang Choi segera pergi melaksanakan perintah.

"Nak.." Mendengar panggilan itu, pangeran Lim menoleh ke arah ayahnya.

Pangeran Joon Gi kemudian mengeluarkan secarik kertas dan menyodorkannya pada pangeran Lim kemudian berkata."..apakah kamu tahu membaca tulisan ini?"

Pangeran Lim perlahan turun dari tempat tidur ibundanya kemudian menerima secarik kertas tersebut dan berjalan ke arah lilin agar dapat membaca tulisan tersebut dengan jelas.

"Tulisan ini seperti tulisan yang pernah diajarkan oleh ibunda. Namun aku tidak pernah menemukan tulisan yang persis sama dengan ini. Ayah, aku ragu jika aku membacanya dengan benar."

"Mannoban.. Manoban.?" Pangeran Lim berkata dengan ragu sebab ini pertama kalinya ia membaca tulisan seperti ini.

Segera setelah mendengar ucapan pangeran Lim, pangeran Joon Gi tampak terkejut. "Coba ulangi sekali lagi.." Pangeran Joon Gi menatap mata putranya dengan antisipasi.

"Manoban.." Kedua mata pangeran Joon Gi berangsur memerah saat ia menatap wajah istrinya yang tampak lelah dan pucat.

Pangeran Joon Gi perlahan mendekat dan mengusap kepala istrinya dengan lembut, menatapnya dalam-dalam sebelum kemudian manatap putranya dan berkata. "Pangeran Lim, apapun yang terjadi jangan biarkan ibundamu lepas dari pengawasanmu. Akan lebih baik untuk saat ini biarkan ibundamu tetap berbaring dan beristirahat di tempat tidur."

"Ayah.."Pangeran Lim sangat terkejut mendengar kalimat terakhir ayahnya. Bukankah yang ayah maksud adalah membiarkan ibunda tetap dalam kondisi lemah dengan sengaja? Pangeran Lim telah mengetahui tentang teknik akupuntur yang dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan kesadaran dan orang yang lebih menguasai hal itu tentu saja tabib Ho, pria itu adalah master dalam pengobatan tradisional akupuntur.

"Tetaplah di sini menemani ibundamu." Tanpa menunggu respon dari putranya, pangeran Joon Gi segera pergi dan meninggalkan pangeran Lim yang kebingungan. Pemuda itu tidak tahu alasan tepatnya yang membuat ayahnya harus bergegas pergi dan juga ada apa dengan kata 'manoban'.

Waktu terus berjalan, di kediaman pribadi nyonya Park tepatnya di dalam kamar. Wanita itu terbangun karena merasa haus. Sudah dua hari ini wanita itu sering terbangun karena terserang batuk sehingga tidurnya tidak terlalu nyenyak. Menyadari air minum dalam teko air yang telah ia siapkan sebelumnya telah habis, nyonya Park perlahan beranjak membawa teko kosong dan lentera sebagai penerangan jalan menuju dapur. Setelah mengisi cukup air dan melewati koridor, wanita itu tiba-tiba mendengar suara yang cukup aneh seperti suara seseorang membongkar barang dan itu berasal dari kamar dokter Kim. Menurutnya sangat aneh jika suara itu benar-benar dari dalam kamar kosong dan juga ini sudah sangat larut. Putrinya Chaeyoung bahkan tidak bisa melakukan suatu pekerjaan atau aktifitas hingga selarut ini kecuali ketika Young Min berada di rumah. Sebab pekerjaan rutin yang mereka lakukan adalah mengurus Young Min yang rewel karena lapar atau karena buang air. Sementara bayi menggemaskan itu sudah berhari-hari yang lalu pergi bersama ayahnya ke tanah Seorabeol. 

Pelan-pelan nyonya Park mendekat namun langkah kakinya tanpa sengaja menginjak papan yang memiliki gaya gesekan yang jelas dan entah mengapa pergerakan di kamar milik dokter Kim juga tiba-tiba senyap. Walaupun sedikit khawatir, nyonya Park tetap membuka pintu kamar pelan-pelan berharap yang ia dengan hanyalah karena kucing yang sedang bermain.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang