108. Parallel 20

38 5 0
                                    

Karena kegaduhan yang terjadi, ruangan yang tampak kacau akhirnya menjadi pusat perhatian. Para tamu ataupun pengunjung rumah bordil Lima Kelopak segera mendekat ketika mendengar suara lantang seseorang. Ini terjadi karena seorang pria mabuk merasa cemburu melihat perhatian wanita berparas cantik nan ayu itu teralihkan oleh seorang pria bertubuh kurus yang kebetulan melintas dan melihat mereka ketika pelayan masuk membawa minuman dengan membiarkan pintu terbuka. Karena rasa cemburu yang menggebu dan pengaruh alkohol, pria yang merupakan sahabat salah satu pangeran kerajaan itu akhirnya segera mengejar pria yang tak dikenalinya dan menariknya secara kasar kembali ke ruangan dimana ia sedang berpesta dengan teman-temannya bersama para wanita yang sedang melayani mereka dengan minuman dan senyuman manis.

"apakah pria ini yang membuatmu tak bisa melihat pangeran Seung Ho? Pria ini?" Pria mabuk itu bertanya sambil mencengkram kerah baju dokter Kim dengan nada menghina. Menyepelehkan postur tubuh yang kurus dan juga pakaiannya yang tampak biasa-biasa saja.

"Nona Bae, pria ini hanya rakyat jelata. Dia tidak hanya menyedihkan namun bisa jadi dia tak bisa memberimu keturunan. Apa yang bisa kau harapkan dari pria dengan tampang cantik seperti dia. Tidak jantan sama sekali!" Setelah mengucapkan kalimat tersebut mereka tertawa terbahak-bahak sambil memperhatikan dokter Kim yang tampak kebingungan.

Para wanita mulai gelisah melihat perlakuan kurang ramah dari pangeran Seung Ho dan kawan-kawannya. Apa mereka sangat suka menertawakan dan meremehkan orang lain? "Tuan Seong Woo, dia tidak ada kaitannya dengan apa yang anda maksud. Tolong biarkan dia pergi." Ekspresi Seong Woo segera berubah ketika melihat raut sedih dan ketakutan gadis itu. Siapa yang akan percaya ucapan wanita yang hanya dari tatapannya saja dapat terlihat jelas kekhawatirannya pada dokter Kim.

Karena emosi, Seong Woo menarik kencang kerah baju dokter Kim dan hendak memukul wajahnya namun dokter Kim dapat bereaksi cepat dengan menghepaskan tangannya hingga mendarat ke meja makan dan tanpa sengaja mengacaukan meja makan dan mood sahabatnya yang sedang menikmati makanan dan minuman serta hiburan di depan mata mereka.

Melihat kejadian itu, nona Bae dan para wanita lain ketakutan dengan apa yang akan terjadi. Minuman yang hendak diminum oleh Shi Hyun tertumpah mendarat tepat ke wajah mereka berdua. Pria itu sangat ketakutan saat mendapat tatapan tajam pangeran Seung Ho, namun karena merasa tidak bersalah ia segera berdiri dengan langkah panjang dan tergesah meraih kerah baju dokter Kim dan mendaratkan pukulan tepat di wajahnya untuk melampiaskan kekesalannya.

Sebelum pukulan kedua mendarat ke wajah dokter Kim, nona Bae segera memohon dengan mata yang sembab."Berhenti! Pangeran Seung Ho, tolong hentikan mereka. Tabib Kim bukanlah pria yang kusukai. Dia tidak.." Belum selesai nona Bae berbicara, pria yang sejak tadi hanya duduk dengan tenang menyaksikan keributan akhirnya berdiri dan meraih rahang nona bae dengan kuat menghadap ke wajahnya.

"pangeran Seung Ho.." kedatangan tabib Ho segera mengalihkan perhatian mereka.

"..tolong bermurah hatilah. Tuan Seong Woo hanya sedang mabuk dan tidak berfikir rasional. Aku juga tahu tabib Kim tidak bersalah jadi tolong biarkan masalah ini selesai sampai di sini. " tambahnya

Shi Hyun melihat pangeran Seung Ho melirik ke arah pintu dimana para penonton manyaksikan keributan segera berdiri dan mengusir mereka. "Apa yang kalian lihat!"

Wajah Seung Ho tampak memerah menahan amarah dan rasa malu. Namun tanpa menjawab pangeran Seung Ho kembali menatap mata nona Bae dan bertanya. "Apa yang tadi kau katakan benar?"Suara pangeran Seung Ho terdengar pelan namun mengandung kamarahan. Kedua mata wanita itu berkaca-kaca tak mampu berucap. Ia tahu bahwa ekpresinya telah terbaca sehingga pria yang sudah bertahun-tahun mengejarnya akhirnya diserang emosi yang tampak dari ekspresi wajahnya.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang