49. Tahun Depan

52 7 0
                                    

Alice menoleh ketika mendengar pintu kamarnya terbuka. Dengan senyuman gadis itu memutar kursinya mengarah ke arah Jessica yang baru saja duduk di bibir tempat tidur dengan kaki menyentuh lantai, sementara Sang Ook memberi kecupan di pucuk kepalanya dengan sayang kemudian menarik kursi Alice menghadap ke arah mereka.

"kita ke rumah sakit ya sayang?" Jessica berucap lembut sambil merapikan anak rambut Alice setelah memeriksa luka di pelipisnya.

"aku baik-baik aja Oemma. Suzy unnie juga sudah mengobati lukaku" Alice.

"aku rasa sebaiknya malam ini Alice istirahat di rumah saja" Sang Ook

"bukankah kita akan menghadiri acara nanti malam?"Alice.

"tapi kondisimu sedang tidak baik nak. Jangan memaksakan diri." Sang Ook.

"ini tak begitu sakit Appa. Aku sangat ingin ikut nonton secara langsung." Selain karena keinginan sendiri untuk ikut menyaksikan beberapa artis favoritnya juga karena Alice ingin menunjukkan kepada orang tuanya bahwa dia baik-baik saja dengan harapan kemarahannya pada ketiga pengawalnya berkurang.

"tapi kenyataannya kamu sedang tidak baik-baik saja sayang. Oemma khawatir kamu akan tidak nyaman di sana. Apalagi jika tubuhmu mulai terasa sakit." Wajah Alice sedikit murung ketika mendengar penuturan Jessica.

"maaf." Alice

Sang Ook tersenyum melihat raut penyesalan diwajah putrinya. Setidaknya pria itu sudah tahu bahwa Alice sudah benar-benar tahu dan menyesali kesalahannya."tapi.."

Alice menoleh dengan semangat pada Sang Ook "sayang, kamu harus tetap ke rumah sakit untuk memastikan tubuhmu baik-baik saja. Appa hanya khawatir jika ada luka dalam."

Alice memandang wajah Jessica yang memberinya anggukan. "bagaimana kalau setelah pulang dari acara aku ke klinik?"

"tidak sayang. Kamu harus ke klinik sebelum kita pergi. Nanti Appa dan Oemma yang akan mengantarmu" Jessica.

"tapi klinik pasti akan sangat ramai pada jam segini." Alice.

Sang Ook dan Jessica nampak berfikir. Apalagi mereka memang masih merahasiakan identitas putrinya.

"aku akan ke rumah sakit setelah dari acara nanti malam. Biar Suzy Unnie yang menemaniku, bagaimana?" Alice berharap cemas agar tawarannya dapat di terima oleh kedua orang tuanya.

***

Sementara itu saat ini Jennie sedang berada di ruang kerjannya. Mengerjakan beberapa lembar laporan dan memeriksa berkas yang sempat ia tunda selama dua hari belakangan ini karena disibukkan dengan persiapan pelaksanaan acara award nanti malam dimana perusahaannya sebagai pihak pendukung dan sponsor, selain itu juga meninjau pembangunan kantor barunya yang akan menjadi kantor pusat perusahaannya, Kim Group.

Tiba-tiba terdengar suara Yuna melalui intercom

"permisi Sajang-nim, miss Jisoo ingin bertemu dengan anda."

"suruh langsung masuk saja." Jennie

"baik Sajang-nim."

Tak lama suara ketukan pintu terdengar "masuk" sahut Jennie.

"selamat siang miss Ruby Jane Kim. Kayaknya kamu masih terlalu sibuk. Apa aku mengganggumu?" Jisoo sengaja menggodanya dengan ekspresi datar dan memilih duduk di sofa depan meja kerja Jennie.

"..arrh aku merasa panggilan Jennie lebih mudah untukku." Jisoo memperagakan gerakan mengusap keringat di keningnya dengan menggunakan punggung tangannya.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang