86

46 10 0
                                    

Sama-samar Jennie dan Alice mendengar suara dari ponsel Jisoo, namun ketika mereka ingin melihat rekasinya, Jisoo justru tampak biasa-biasa saja malah menyudahi permainan kemudian menatap Alice yang juga menatapnya dengan bingung. "setelah kamu pulih dan wisudah beberap minggu lagi, rencananya kamu ingin bekerja di mana?"

"Aku belum memikirkannya. Tapi kemungkinan aku akan bekerja di perusahaan naungan Manoban's Group atau mitra bisnisnya. University kami memberikan vasilitas pada alumni untuk dapat segera bekerja setelah mereka lulus. Sehingga kami biasanya tidak kesulitan untuk menemukan pekerjaan." Alice

Jisoo mengangguk mengerti. "Tapi jika kamu tidak mengambil pekerjaan itu dan jika aku membantumu mendapatkan pekerjaan di sini, apakah kamu mau tinggal di sini bersama unnie?"

Sebelum Alice bisa menjawab, mereka semua dikejutkan oleh suara ketukan pintu. Tuk tuk tuk

Jennie segera beranjak dan memeriksa siapa yang datang. Ceklek

"Oh Miss Jennie. Maaf. Sepertinya kami salah ruangan." Kata pria itu sedikit membungkuk dan hendak pergi bersama beberapa orang di belakangnya.

Sementara itu Jisoo yang penasaran segera menghampiri Jennie yang masih berdiri di ambang pintu. "siapa?" Ketika Jisoo bertanya ia hanya melihat punggung rombongan yang berjalan pergi.

"aku pikir mereka staf AKM Group?" Jennie menjawab dengan ragu.

Jisoo kemudian memperhatikan dari jauh ketika mereka akhirnya berbelok mengikuti koridor. "Mereka sepertinya staf magang. Apa mereka datang untuk menjenguk Alisyah?"

"Mungkin saja. Mereka pasti akan kembali jika memang mereka ingin menjenguk Alisyah." Jennie menjawab sambil berjalan kembali dan diikuti Jisoo setelah menutup pintu.

Beberapa menit kemudian pintu kembali di ketuk lalu terbuka. Ceklek

"Permisi nona. Ada pengunjung untuk nona Alisyah." Seorang suster berdiri di depan pintu dengan tersenyum ramah. Setelah rombongan kembali bertanya dibagian admistrasi rumah sakit mereka mendapatkan penjelasan yang sama tentang kamar perawatan Alice dan ketika mengingat kembali siapa yang membuka pintu ruangan tersebut mereka kembali tidak yakin. Sehingga mereka akhirnya meminta bantuan suster untuk mengantar ke kamar perawatan tujuan mereka secara langsung.

Ketiga gadis memandang ke arah pintu yang terbuka. Suster yang mengantar tamu segera memberi salam sebelum bergi, sementara itu tamu yang datang memasang ekspresi terkejut ketika melihat siapa saja yang ada di dalam sana.

"Se selamat malam miss direktur dan miss Jennie.."

Jisoo yang duduk di kursi tepat di sebelah Alice tersenyum dan berdiri menyambut kedatangan mereka. "selamat datang tuan Kim dan semuanya, ayo silahkan masuk dan duduk."

Jennie yang sebelumnya fokus bekerja segera merapikan pekerjaannya dan  menaruhnya di atas meja nakas agar tamu dapat duduk di sofa yang sepertinya juga tidak cukup untuk mereka sebab mereka berjumlah 16 orang. Untung saja lantai dilapisi karpet sehingga beberapa pria dapat duduk di dibawah. 

"Terimakasih miss." Beberapa diantara mereka meletakkan bingkisan di atas meja sebelum kemudian duduk.

"Maaf karena kursinya tidak cukup jadi kalian duduk di bawah." Jisoo

"tidak apa-apa Miss. saya lebih suka duduk melantai." jawaban Charly membuat mereka terkekeh begitupin dengan Alice yang memperhatikan dari tempat tidurnya.

"Sebelumnya kami mengira salah ruangan. Jadi kami meminta suster untuk menunjukkan kamar nona Alisyah secara langsung." Pria berlesung pipi dengan wajah rupawan itu adalah mentor Alice, Kim Bum. Pria itu datang bersama 15 mahasiswa magang. 

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang