Suatu malam pada minggu terakhir september, Alice diantar Suzy bersama Nick dan Mr Joe setelah menyelesaikan sift terakhirnya. Saat ini mereka baru saja keluar dari area parkir basement rumah sakit.
"Chuseok akan tiba dua hari lagi. Apakah kamu akan pulang?" Suzy bertanya pada Alice yang saat ini duduk di kursi penumpang dengan posisi sekitar 45 derajat. Gadis itu sangat lelah karena jadwal operasi empat hari terakhir sangat padat, selain itu jadwal normalnya juga mengobservasi pasien cancer dengan komplikasi serta melakukan pelayanan poli klinik. Alice benar-benar lelah dan dia butuh tidur sekarang.
"Aku akan pulang. Unnie, tolong nanti mampir membeli makanan indonesia. Bangunkan aku ketika kita sampai."Alice berkata dengan suaranya yang lelah namun kedua matanya tetap tertutup rapat menyebabkan yang lain menyetujuinya tanpa bertanya lagi.
Tanpa membangunkan Alice, Suzy keluar membeli lima porsi makanan dan segera berangkat. Setelah beberapa saat mereka tiba dan Alice keluar dari mobil seorang diri karena menolak untuk diantar ke atas. Seperti biasa, Alice berpenampilan tertutup, ia berjalan dengan tenang sambil menenteng dua porsi makan malam yang Suzy beli ketika dia tidur di mobil. Alice sudah membuat persiapan ini karena khawatir ia akan digoda Jennie lagi karena tidak bisa memasak. Setidaknya kali ini dia bisa makan dengan nyaman sebelum tidur kembali.
Setelah masuk Alice segera berjalan masuk dan hendak langsung ke dapur tanpa menyalakan lampu ruang tamu. Namun gadis itu lupa menyimpan jaket dan kopernya ke dalam kamar sehingga ia kembali ke ruang tamu setelah menaruh makanan di atas meja.
Hhmmmmmng
Karena aktivitas pada malam hari menurun, suara kecilpun akan muda terdengar bahkan tetesan air dapat terdengar jelas. Alis Alice berkerut dan ia melakukan gerakan naluriah saat ia berkonsentrasi mendengar sesuatu. Lagi-lagi ia mendengar suara yang aneh dan terdengar berbeda dari sebelumnya. Mengikuti asal suara itu, Alice melangkah pelan dan menyadari pintu kamar Jennie tidak tertutup rapat. Kedua mata Alice yang sebelumnya sayu kini memiliki ekspresi tajam dan suara aneh yang ia dengar sebelumnya ternyata desahan seseorang.
Entah apa yang Alice fikirkan, gadis itu tanpa takut melangkah masuk. Kamar itu hanya diterangi lampu tidur sehingga tidak terlalu gelap dan tidak terlalu terang. Kakinya menginjak pakaian yang tergeletak di lantai secara acak, sepatu dan bahkan pakaian dalam berbahan lembut. Alice benar-benar mendidih.
Suara-suara ambigu itu terus terdengar dan seseorang dibalik selimut terus bergerak dengan penuh gairah. Mungkin karena hasrat satu sama lain kedua pasangan yang sedang bercinta itu tidak menyadari kedatangan seorang tamu. Tanpa mempertimbangkan apapun, Alice sepenuhnya telah sadar dan memiliki tenaga ketika ia menarik rambut pria yang berada di posisi atas itu dengan kasar hingga ia tertarik kebelakang dan bahkan Alice menariknya hingga terjatuh dari tempat tidur.
Tubuh pria itu terungkap tanpa sehelai kain apapun sehingga ia menggunakan apapun yang ia gapai untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. "Brengksek. Apa kamu gila?! keluar dari sini!" setelah mendengar umpatan Jong In Jennie akhirnya menyadari situasi berubah, ia segera menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Walaupun wajahnya tertutup rambutnya yang acak-acakan, Jennie jelas sangat terkejut.
"Alisyah?" Jennie bergumam.
Alice tidak menjawab namun senyumannya membuat Jong In marah. "Oh, jadi ini Alisyah.. adikmu? haha.. aku pikir kamu salah menilai seseorang sayang. Dia terlalu tidak tahu malu."
"Bukankah kamu yang tidak tahu malu? memanfaatkan kebaikan kekasih oppa sendiri?"Alice menjawab dengan tenang.
"Keluar!" Jong In geram.
"Kamu kira aku tidak akan memukulmu hanya karena kamu wanita? Ingat.. kamu hanya orang luar disini." Jong In mengatakan hal itu sambil mendorong bahu Alice sehingga gadis itu mundur kebelakang dan menabrak lemari pakaian Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice (Dreams And Memories) Book 1
FanficTerlahir dengan identitas ganda dan menyebabkan kemalangan bagi orang lain membuatnya dihantui rasa bersalah. Ketika kenyataan hidup memaksanya untuk menyerah dan mengetahui orang terdekat ternyata memiliki kepentingan membuatnya diliputi rasa kecew...