84

64 8 3
                                    

Karena penasaran, Jisoo segera memarkir mobilnya dan keluar kemudian mendekat. Samar-samar Jisoo melihat seorang gadis yang diangkat oleh petugas medis tersebut ke tempat yang lebih terang dengan tergesah-gesah. Melihat dari ciri-cirinya, hati Jisoo tiba-tiba khawatir. Seorang gadis terbaring tak sadarkan diri dengan wajah pucat dan bibir sedikit membiru. Gadis itu terlihat mengenakan pakaian hangat yang tebal, tampak tak berdaya saat perawat tersebut berusaha mengembalikan detak jantungnya dengan CPR.

Untung saja seorang petugas medis masih berada di TKP menunggu pihak polisi untuk memberi keterangan sekaligus akan mengantarnya kembali ke rumah sakit karena kedua ambulans tadi sudah penuh dengan korban dan staf lain. Namun siapa sangkah bahwa ketika petugas medis tersebut kembali melihat-lihat ia masih menemukan seorang korban lagi dalam kondisi tak sadarkan diri.

Ketika pandangan Jisoo semakin jelas, tiba-tiba kakinya menjadi lemas tak bertenaga.

Alisyah?

Melihat reaksi Jisoo yang jatuh terduduk di tempat, petugas medis dapat segera mengonfirmasi hubungan Jisoo dengan korban.

"tolong.. bantu aku memberinya bantuan nafas. Dia.. dia tidak bernafas." petugas medis itu berbicara sambil melakukan resusitasi jantung paru.

Tanpa menjawab Jisoo segera mendekat dan membantu petugas medis melakukan pertolongan. Sementara itu petugas polisi akhirnya datang juga. Jisoo merasakan tubuh dingin Alice dan ketika memberinya bantuan nafas pun Jisoo sebenarnya ketakutan sebab bibir adiknya sudah agak membiru dan terasa dingin.

Namun beberapa saat berlalu Jisoo tiba-tiba berhenti dan mulai terlihat gelisah. "mengapa adikku belum bernafas? tuan.. kenapa adikku sangat dingin?" Suara Jisoo tercekat ketika melihat Alice tak menunjukkan respon apapun selain tetesan air mata yang keluar di ujung matanya. Sementara suhu udara rendah tidak mampu menghentikan tetesan keringat di wajah Jisoo saat membantu pertolongan dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba gadis ini dilanda rasa khawatir dan takut.

Mengabaikan pertanyaan Jisoo, petugas medis segera bersuara ketika melihat seorang polisi datang dengan tergesah-gesah ke arah mereka. "segera minta pertolongan! dia masih tidak bernafas dan mengalami henti jantung." Karena terlalu panik petugas medis sampai lupa menunjukan rasa hormatnya pada petugas polisi dengan berteriak.

Polisi segera menyerahkan ponselnya pada petugas medis setelah panggilan tersambung. "kita ke rumah sakit sekarang. Di dalam mobilku ada alat bantu nafas dan beberapa obat darurat. Cepat!" Jisoo segera mengikuti polisi yang membawa tubuh Alice ke mobil dan membukakan pintu. Sementara petugas medis yang tampak kelelahan sedang dalam panggilan telepon juga segera menyusul dan masuk ke dalam mobil.

Karena shock, Jisoo sampai lupa bahwa dia telah meninggalkan mobil bersama kunci kontak dan ponselnya ketika mereka akhirnya membawa Alice ke rumah sakit terdekat.

***
Di koridor rumah sakit Jisoo duduk di kursi ruang tunggu seorang diri dalam keadaan linglung. Namun ketika pikirannya mulai pulih dan hendak ingin mengabarkan orang tua Alice, Suzy dan Jennie dia baru tersadar bahwa dia telah meninggalkan ponsel beserta mobilnya di tempat kejadian. Setelah bergelut dengan pikirannya Jisoo akhirnya bergegas ke bagian administrasi meminjam telepon dan segera memberitahu Jennie tentang hal yang beberapa waktu lalu menimpah Alice.

"Jennie.. ini aku, Jisoo."

"Jisoo Unnie? mengapa menghubungiku dengan panggilan telepon.." Jennie

"Jennie sesuatu terjadi dengan Alisyah.." Suara Jisoo terdengar bergetar

"apa yang terjadi? Unnie di mana?" Suara Jennie mulai terdengar khawatir.

Alice (Dreams And Memories) Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang