"oh my god" Batin Alice.
Sebuah kekacauan terjadi. Beberapa saat yang lalu terjadi kecelakaan lalu lintas dan salah seorang ibu hamil juga mengalami pendarahan di tempat kejadian. Karena arus lalu litas yang macet, korban sulit untuk segera di efakuasi. Para medis juga belum datang hingga saat ini.
Dengan cepat Alice melakukan pertolongan pertama. "apa sudah memanggil ambulans?" Alice sedang memeriksa tanda-tanda Vital dan pembukaan persalinan ibu hamil tersebut.
"sudah mbak." Seorang pria menjawab dengan cepat sementara suami korban sedang menggenggam erat tangan isterinya dengan khawatir.
"ibu sudah berapa lama mengalami pendarahan Pak?"
"udah sekitar sepuluh menit yang lalu mbak." seorang pria yang juga sedang duduk disebelah pria itu menjawab sambil memegang ponselnya.
Walaupun manobans hospital adalah rumah sakit terdekat dari posisinya sekrang ini tapi jarak tempuh untuk sampai ke lokasi ini sekitar 10 menit. Itupun jika kondisi jalan tidak macet.
"sebaiknya kita memindahkan ibu ke tempat yang aman. Bayinya harus segera dikeluarkan" Alice
"bawa ke mobil saya saja mbak." pria itu kemudian dengan cepat membuka pintu mobilnya dan mengatur kursi agar lebih luas dan memasang karpet plastic di lantai mobil.
"tolong angkat ibunya ke mobil, saya akan segera kembali." Alice berlari menuju mobilnya untuk mengambil alat medis yang selalu standbye di sana.
Sementara beberapa orang di sana membantunya dan beberapa orang lagi membantu mengangkat sang ibu ke dalam mobil.
Suami pasien itupun bersuara ketika melihat Alice kembali membawa tas besar di punggungnya. "maaf mbak, apa mbak bidan atau dokter?" Pria itu bertanya sedikit ragu karena Alice tampak seperti pelajar SMA sebab gadis itu memakai kemeja dan jeans dan sepatu kats semuanya berwarna putih polos.
Alice mengangguk dan beralih meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang? "kalian sudah dimana?"
"isteri bapak golongan darah apa?" Alice bertanya pada suami korban ditengah panggilan teleponnya melalui headset juga sambil memeriksa tanda-tanda vital pasien.
"O mbak" Alice segera memasangkan 1 kantong darah dan 1 kantong cairan infus.
"tolong dipegang agak tinggi ya pak" karena tidak ada alat ataupun tali untuk menggantungnya, Alice meminta tolong pada kedua pria masing-masing memegang kantung darah dan cairan infus.
"baiklah. Aku sudah dilokasi tolong siapkan peralatan, korban mengalami pendarahan. Siapkan kantung darah O" Alice kemudian menjelakskan dengan rinci melalui panggilam telpon hal apa saja yang harus disiapkan di ambulans karena kondisi korban yang tidak memungkinkan terlalu lama menunggu pertolongan karena sudah beberapa menit yang lalu ketuban sang ibu pecah dan kondisi ini membahayakan sang ibu dan juga bayi dalam kandungannya.
Segera setalah mengakhiri panggilan, Alice dengan sigap memulai pertolongan pada pasien sementara beberapa orang terlihat khawatir dan sebagian lainnya meninggalkan lokasi karena kendaraan terparkir mengakibatkan kemacetan panjang di jalan. Alice pun memulai operasi darurat untuk segera mengeluarkan bayi yang sedari tadi harus bertahan saat air ketuban sang ibu sudah hampir habis.
Beberapa wajah yang melihat kondisi itu nampak khawatir terutama suami pasien. Mereka nampak makin sedih ketika Alice behasil mengeluarkan bayi namun dalam kondisi tidak biasanya.
"mengapa bayi saya tidak menangis bidan?"
"tolong bapak tenang ya." Dengan sigap Alice memberi tindakan pada bayi yang tak sadarkan diri, dari hidung sampai mulut telihat cairan ketuban keluar terus menerus dan hal itu membuat sang suami pasien nampak sangat emosional melihat bayinya lemah tak berdaya dan mulai membiru. Alice segera memotong tali pusar dan menjepitnya dengan klem penjepit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice (Dreams And Memories) Book 1
FanfictionTerlahir dengan identitas ganda dan menyebabkan kemalangan bagi orang lain membuatnya dihantui rasa bersalah. Ketika kenyataan hidup memaksanya untuk menyerah dan mengetahui orang terdekat ternyata memiliki kepentingan membuatnya diliputi rasa kecew...