Dua hari berlalu, tepatnya pukul tujuh malam Jisoo baru saja selesai mandi. Namun ketika ia mencari Alice di ruang TV gadis itu tidak ada di sana. Jisoo kemudian mengecek kamar tamu di mana Alice tidur tapi ia juga tidak menemukan keberadaan adiknya. Namun anehnya ponsel Alice berada di tempat tidur. Saat gadis itu masih sibuk dengan fikirannya, tiba-tiba Jisoo menerima panggilan telepon..
"ya Unnie?" Setelah mengenal beberapa waktu dan berinteraksi lebih sering, Jisoo dan Suzy akhirnya semakin akrab sehingga keduanya memutuskan untuk menggunakan panggilan yang lebih akrab jika tidak berada di lingkungan kantor dan jam kerja.
"Jisooya aku sedang mengemudi, di sini ada Alisyah, dia ingin berbicara dengan mu." di seberang sana Suzy segera menyerahkan ponselnya pada Alice.
"Unnie?" Suara Alice terdengar.
"Ya Tuhan, aku mencarimu sejak tadi. Kamu di mana?" Jisoo kemudian menuju kursi sofa di ruang TV.
"Maaf unnie, aku ada keperluan yang mendesak. Tapi tadi unnie sedang mandi dan aku juga meninggalkan ponselku di kamar. Saat ini aku sedang dalam perjalanan untuk menemani Suzy Unnie." Alice
"kapan kalian akan pulang? Apa kalian akan makan malam di luar?" Jisoo bertanya sambil melirik meja makan yang terisi hidangan makan malam yang sudah ia buat sebelum mandi.
"aku belum yakin kapan urusan Suzy Unnie akan selesai, tapi aku akan makan di rumah. Jika sudah lapar, Unnie tidak perlu menungguku dan makanlah duluan." Alice
"oh baiklah. Katakan pada Suzy Unnie untuk berhati-hati mengemudi. Jangan pulang terlalu larut." Jisoo
Setelah mengakhiri panggilan telepon, Jisoo kemudian melangkah ke meja makan dan menutupnya. Walaupun sedikit lapar, Jisoo memutuskan untuk menunggu kepulangan Alice untuk makan malam bersama. Sementara itu sebenarnya Alice tiba-tiba dijemput oleh Suzy untuk menangani salah satu pasien menggantikan rekan kerjanya sebagai dokter keluarga.
Tiba-tiba terdengar suara dering ponsel dan membuat Jisoo terbangun dari tidurnya dan melihat panggilan nomor asing masuk di ponsel Alice.
"assalamualaikum?" terdengar suara pria.
Alis Jisoo berkerut bingung. "halo?"
"Maaf, apa Alisyahnya ada?" Suara pria itu berubah sedikit kaku setelah mendengar suara asing.
"Maaf aku tak mengerti apa yang anda katakan. Saya saudarinya. Tapi Alisyah tidak sedang di rumah. Dia meninggalkan ponselnya." Jisoo menjawab dengan menggunakan bahasa inggris.
"oh maaf. Saya Elmo. Jika dia pulang katakan saja padanya bahwa saya menelfon."
Untung saja panggilan telepon tersebut cepat berakhir karena Jisoo khawatir jika Elmo banyak bertanya akan membuat dirinya kesulitan untuk menjawab. Tapi dengan kejadian ini Jisoo semakin bertekad untuk belajar bahasa inggris lebih giat lagi. Ia sangat ingin membantu Alice agar bisa berbahasa korea juga. Bagaimanapun bahasa korea juga bahasa ibunya.
Jisoo melirik ponsel yang ia letakkan di meja menunjuk pukul 8 malam, lalu ia masuk ke dapur mengambil air minum dan membawanya kembali ke sofa. Setelah meneguk air minum Jisoo kembali melanjutkan tidurnya.
Sementara itu saat ini Alice berada di ruang kerja appanya. Dalam ruangan itu ada Suzy dan juga Oemmanya, Jessica.
"keputusan ada di tanganmu nak." Sang Ook menjawab setelah meletakkan gelas teh nya di atas meja.
"aku hanya mengkhawatirkan gosip orang jika aku duduk di kursi Ceo sementara Jisoo unnie masih menjabat sebagai direktur. Rumor hubungan persaudaraanku dengan Jisoo unnie sudah menyebar sejak aku masih magang." Alice
KAMU SEDANG MEMBACA
Alice (Dreams And Memories) Book 1
FanfictionTerlahir dengan identitas ganda dan menyebabkan kemalangan bagi orang lain membuatnya dihantui rasa bersalah. Ketika kenyataan hidup memaksanya untuk menyerah dan mengetahui orang terdekat ternyata memiliki kepentingan membuatnya diliputi rasa kecew...