Prolog

2K 417 110
                                    

_____🌻_____


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*

*

*

_____🌻_____

Siang ini mentari tak sejalan lagi dengan hatinya, bintang raksasa itu bersinar begitu terik, tak seperti perasaannya yang sangat rancu seakan ada badai petir di jiwanya.

Ia yang dirundung rasa khawatir, sedih, bingung, sekuat tenaga menggendong tubuh gadis yang tengah tak sadarkan diri.

"Lo harus bertahan Ra, bentar lagi kita nyampe rumah sakit," lirih lelaki bermata sembab itu sembari memandangi wajah pucat gadis berambut kecoklatan yang agak basah di gendongannya.

Hatinya benar-benar remuk, rasanya tak sanggup ia melihat sosok yang selama ini berlagak kuat kini malah terbujur lemah, tubuh Hera yang semakin terasa dingin tersentuh kulit Arsyad membuat lelaki berseragam putih Abu-Abu itu kian panik.

Pikirannya sudah melayang ke mana-mana, di tambah langkahnya semakin berat menyusuri jalanan yang sangat macet oleh kendaraan roda empat, sampai-sampai ambulance yang tadi mereka tumpangi terjebak disana.

Terdengar jelas deburan napas lelaki berambut agak gondrong itu yang berhembus lebih cepat, lehernya pun terlihat basah tertutup peluh.

"Gue ga akan bisa maafin diri gue sendiri kalau lo sampai ga bangun lagi," isaknya tak peduli suara klakson mobil yang terus berbunyi.

Bibir Hera semakin membiru, bahkan napasnya tak terasa lagi di kulit Arsyad, andai ia bisa memilih, ia rela menggantikan posisi Hera saat ini.

"Gue ga bisa lihat lo kayak gini Ra."

"Gue ga bisa!"

Gue sayang sama lo Ra, gue ga mau lo pergi.

Tuhan ia tak sanggup lagi jika harus kehilangan untuk kesekian kalinya, jujur ia telah jatuh cinta.

"Tolong bertahan Ra," ujarnya begitu tulus, sesekali jemarinya merapihkan rambut si gadis yang menutupi wajah.

Sial, tak ada siapapun yang membantunya, ia tak tahu seberapa lama lagi mereka akan sampai rumah sakit.

Maaafin gue, gue terlalu munafik.

Gue mohon lo bangun ra, gue akan terima semua makian dari lo.

"Hera lo ga boleh ninggalin gue!" Seluruh tubuh Arsyad gemetar, ia tak merasakan denyut nadi gadis itu lagi.

Ia hampir gila, berteriak Sekeras-kerasnya sambil terus berusaha melajukan langkahnya.

Jika ditanya seberapa lelah raganya saat ini, ia sampai tak bisa merasakan apa-apa lagi selain ketakutan.

Jangan ambil dia Tuhan ...

Jangan ...

"Gue yang terlalu jahat sama lo Ra, seharusnya gue aja yang pergi, bukan lo!"

"Lo berhak bahagia Ra, lo berhak ngerasain tulusnya cinta, sekalipun itu bukan bersama gue."

Andai lo tahu Ra, gue bener-bener ngerasa jahat, gue ga pantas buat lo, maafin gue ...

Gue pengecut!

Arsyad mendekap tubuh gadis itu erat-erat, langkahnya yang pincang dan matanya yang kemerehan tak bisa berpura-pura lagi, dengan penuh harapan ia pun berdo'a.

"Tuhan, tolong beri aku kesempatan, sekali aja, aku pengen buat Hera bahagia."

______________________________

Assalamu'alaikum ...

Holaa bestie!

Gimana nih kabarnya? Semoga pada sehat yaaa.

Kenalin aku Syi'ra, kalian bisa panggil aku Cila.

Tulis dong nama kalian di sini👉.

Biar kita bisa kenalan 😊.

By the way makasih banyak ya udah mampir kesini, ini adalah cerita pertamaku jadi aku harap semoga kalian suka:)

Jangan lupa vote dan comen ya, biar aku semangat nulis sampai ending 🥰.

Eh iya kalau ada salah dalam penulisan aku minta tolong banget di ingetin ya, soalnya aku baru pemula.

So kita langsung ke chapter pertama aja yaa:)


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Catatan Abu-abu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang