22. TIDAK LEBIH DARI BABU

323 246 81
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

🌻

*

*

*



_______🌻_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_______🌻_______

Mentari menyambut hangat kota Jakarta Selatan, seperti biasanya pagi hari ini diawali dengan lalu-lalang para pelajar SMA Harapan Juang yang sibuk menggelar karpet merah di halaman depan sekolah, ada pun para siswi yang asik berfoto sembari menunggu kedatangan sang Ratu Sekolah.

Sementara itu di jalanan luar mobil sport berwarna silver memasuki gerbang, kendaraan roda empat itu berhenti tepat di ujung karpet merah, seketika para anggota Dark Queen langsung bergegas membukakan pintu dan menyiapkan payung untuk gadis yang baru saja keluar.

Gadis berseragam putih abu-abu berbalut cardigan senada dengan warna roknya tak lupa syal merah kesayangannya itu berjalan melenggang bak seorang model, tapi belum sampai lima langkah ia berjalan diikuti para budaknya yang memayungi nya, ia malah berhenti.

"Oh my God, nih karpetnya udah di cuci belum sih?" tanya Hera seraya menunjuk beberapa noda bekas tanah di permukaan karpet.

"Udah ko Ra, ini udah kita cuci," jawab Fandy yang berdiri tak jauh dari sana.

"Gue mau kalian lap karpet ini sampe bersih!" titah gadis pemilik lesung pipi itu.

Devta yang masih memegangi payung pun menyerahkan benda tersebut ke Arsyad yang berada di sampingnya, gadis berbandana hello kitty itu langsung mengambil tisu dalam totebag pink polkadot di bahunya.

"Cepetan! Jorok banget sih!" cibir Hera kesal.

Cacha yang baru saja menerima tisu dari Devta pun segera berlutut dan mengelap karpet merah itu, entah mengapa pagi ini ketua geng Dark Queen tersebut terlihat sangat kasar.

Catatan Abu-abu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang