29. ASING

392 254 113
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



*

*

*

🌻

*

*

*

______🌻_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______🌻_____

Hari demi hari berlalu, waktu terasa begitu lama bagi gadis pemilik mata coklat pekat yang baru saja keluar dari mobil sport berwarna silver, rasanya ada yang berbeda dengan gedung di depannya. Tak ada lagi penyambutan, karpet merah, atau senyum hangat dari teman-temannya.

Tak lama setelahnya pemuda yang mengenakan seragam putih abu-abu serupa dilapisi jaket hitam itu langsung menggandeng erat tangan si gadis, Hera yang tak pernah absen melilitkan syal merah di lehernya serta cardigan mocca itu sedikit gugup karena perbuatan Arsyad itu.

Sentuhan hangat itu begitu terasa seolah menyentuh hatinya, jujur ia bahagia karena lelaki itu begitu peduli padanya, tapi kalau sampai sedekat ini sama Arsyad bisa-bisa membuatnya jantungan, bagaimana tidak? Senyuman manis itu seolah mengacak-acak hatinya.

"Ra," panggil lelaki berambut agak gondrong itu melihat sang gadis dari tadi menundukan wajahnya dan belum juga melangkah.

"Ha?" Hera mendongak kebingungan.

"Ayo!"

Tatapan Hera lagi-lagi tertuju pada tangan mungilnya yang dipeluk hangat tangan Arsyad. Keduanya pun berjalan menuju gedung bercat putih tiga lantai itu.

Namun, tiba-tiba saja Hera menghentikan langkahnya tepat di depan anak tangga setelah pintu utama, pikirannya kembali dihantam oleh perasaan bersalah, apa lagi ucapan teman-temannya beberapa waktu lalu.

"Lo tuh malang banget, bisa punya temen cuma karena lo anak pemilik yayasan."

"Ga ada yang tulus sama lo Ra, mereka cuma takut sama ancaman lo."

Catatan Abu-abu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang