Dua remaja yang saling membenci harus terlibat dalam sebuah perjanjian kerja paksa hanya karena sebuah pena, berawal dari benda kesayangan Arsyad yang Hera sita, membuat lelaki itu harus menjadi budak gadis paling egois dan angkuh se SMA Harapan Jua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
*
*
🌻
*
*
*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_____🌻_____
Masih di tempat yang sama, yaitu tempat lembab dan sempit di toilet sekolah, Hera pun masih terduduk di permukaan lantai, gadis itu menekuk lututnya yang terasa begitu nyeri, sesekali ia memegangi dadanya yang semakin sesak.
Hanya ada cacian, makian, bahkan sumpah serapah di sana yang ia lontarkan untuk dirinya sendiri, rasanya teramat benci sekali, hingga ia merasa orang sejahat ini tak pantas hidup lebih lama lagi.
"Ga ada gunanya gue hidup," liriknya masih menangis sesegukan.
Ruam merah dikedua pipinya pun terlihat jelas, gadis itu tak tahu harus berbuat apa, sepertinya kesalahannya selama ini sangatlah banyak.
"Hidup gue cuma bisa bikin semuanya sakit!" Hera memukul kepalanya lagi, kini jauh lebih keras.
Tuhan ... Apa aku masih pantas hidup? Semua udah benci sama aku.
"Gue jahat!"
Tak sampai disitu Hera pun memukuli dadanya yang sesak, hingga rasa sakit itu kembali datang, nyeri hebat di perutnya tak membuat ia sedih melainkan gadis itu malah tertawa dengan air mata yang membasahi pipinya.
Ia tertawa bukan karena bahagia, tapi ia sudah lelah menangis dan setidaknya rasa sakit itu bisa menjadi hukuman baginya.
Selang beberapa saat tiba-tiba ada suara ketukan pintu dari luar, seketika Hera langsung menyekat air matanya menggunakan jemarinya, gadis itu berusaha keras untuk bersikap seolah semua baik-baik saja.
"Hera!"
Suara itu langsung mengingatkan Hera pada seseorang, seseorang yang tak pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.