26. SAYAP PATAH

354 251 64
                                    

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

*

🌻

*

*

*

_____🌻_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____🌻_____


Lukisan semesta bernuansa jingga yang terbentang di ufuk barat sana kini terganti dengan ribuan bintang yang berbinar bak permata itu menghiasi gelapnya sang malam, rembulan pun tak mau kalah, ia seolah tersenyum pada langit yang selalu menjadi teman setianya.

Namun, sepertinya cerahnya bentala tak seperti suasana hati yang masih hancur berantakan. Di ruang makan yang berhiaskan lampu kristal yang menggantung di atas meja kayu ukir itu duduk diam orang gadis.

Hera yang mengenakan dress hitam lengan pendek favoritnya terlihat tak berselera makan, dari tadi ia hanya memainkan sendok dan garpu di atas piring berisi ikan bakar, sesekali ia menatap tajam ke arah sosok di sebelahnya, yaitu kakak perempuannya.

"Makanan tuh dimakan bukan dibuat mainan!" tegur gadis berambut ungu galaksi tanpa ekspresi.

"Bacot!" ketus Hera, gadis bermata kecoklatan itu mulai menusuk makanannya menggunakan garpu lalu memotongnya dengan pisau kecil di samping piringnya untuk memisahkan durinya.

Setelah memasukan ikan tersebut kedalam mulut belum sempat mengunyah nya Hera langsung mengeluarkannya lagi, gadis itu tersedak sampai terbatuk. Aneh, rasanya mulutnya sangat perih sekali, lidahnya di penuhi sariawan.

Melihat hal itu tentu Gressa keheranan, adiknya tak biasa seperti ini, gelagatnya pun cukup aneh seperti tengah menahan rasa sakit.

"Kayaknya ada yang kualat nih," sindir Gressa lalu melahap spaghetti di piringnya.

Catatan Abu-abu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang