Dua remaja yang saling membenci harus terlibat dalam sebuah perjanjian kerja paksa hanya karena sebuah pena, berawal dari benda kesayangan Arsyad yang Hera sita, membuat lelaki itu harus menjadi budak gadis paling egois dan angkuh se SMA Harapan Jua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
*
*
🌻
*
*
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_____🌻_____
Jarum jam menunjukkan tepat pukul satu siang, gadis yang masih mengenakan rok Abu-abu tampak sibuk menyajikan bubur dari dalam panci ke mangkuk kaca polos berwarna putih.
Gressa pun segera membawanya menuju ruang tamu, tak lupa ia juga sudah menyiapkan segelas air putih untuk Vega.
Lelaki yang terduduk di sofa dengan tangan dililit perban itu tersenyum ke arah sangat gadis, entah apa yang saat ini ada di otaknya yang jelas tatapan Vega membuat gressa risih.
"Nih!" Gressa meletakkan mangkuk dan gelas di atas meja.
Namun, sorot mata lelaki itu tetap tak mau pergi darinya, apa yang telah? Padahal tidak ada yang aneh dari dirinya.
"Apa lagi?" tanya gadis itu curiga, agaknya ada rencana busuk dari cowok nyebelin itu.
Vega mengangkat bahunya menunjukkan perban pada tangan kanannya sembari menatap melas, wajahnya mirip anak kucing yang kelaparan.
"Sakit," lirihnya.
Benar saja, ia dari tadi memang telah mencium aroma kebusukan dari Vega, gadis itu tahu hal apa yang harus di lakukan, apa lagi jika bukan menyuapi si bayi gede, tidak ada pilihan lain.
Gressa duduk di sebelah pemuda itu, perlahan jemarinya mengangkat sesendok bubur, tak tahu mengapa tiba-tiba tangannya gemetar.
Argh gue gak boleh grogi, batinnya berusaha biasa saja.