15. DANSA

295 205 106
                                    

.Haii bestie!

Balik lagi sama Cila di catatan abu-abu:)

Sebelum baca jngn lupa klik vote dulu yaaa!


*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*

*

🌻

*

*

_____🌻_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_____🌻_____

"Eyang Warti!"

"Eyang ...!" Teriak gadis yang masih mengenakan seragam putih abu-abu berlapis cardiggan warna mocca itu berjalan memasuki pintu rumah bergaya belanda yang terbuka lebar di ikuti lelaki berjaket hitam di belakangnya.

Hera meletakkan barang bawaannya di sebuah kursi kayu ukir panjang di sampingnya, suasana rumah ini masih sama, lukisan pemandangan yang tersusun rapih pada dinding bercat cream, lantai kayu, serta sebuah jam lonceng besar yang terletak di pojok ruang tamu menambah kesana antik dan elegan.

"EYAAANGGGGGG!" pekiknya lebih keras, suaranya terdengar sangat nyaring hingga membuat pemuda yang kini berdiri di sampingnya menutup telinga dengan kedua tangannya.

Selang beberapa detik dari pintu sekat ruang tamu datang seorang wanita tua yang mengenakan setelan kebaya warna hijau, di usianya yang hampir memasuki kepala enam ia masih terlihat sangat bugar, dengan nada lembut ia menyamnut kedua tamunya.

"Ya Gusti ... Sudah lama sekali kamu ndak datang Nduk," ujarnya tersenyum bahagia hingga menitihkan air mata.

"Eyang kangen ... "

"Hera juga kangen Eyang," ungkapnya jujur lalu memeluk tubuh sosok didepannya.

Arsyad yang menyaksikan hal itu hanya membeku, ia tak tahu harus berbuat apa.

Catatan Abu-abu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang