Sepuluh

5.4K 197 1
                                    

Warren pergi  menggunakan motor warna hitam andalannya, ia menyusuri jalanan sepi yang di kelilingi hutan lebat. Tujuannya saat itu, menuju sebuah bukit yang berada di pinggir Kota. Warren memarkir motornya, di dekat sebuah batu besar sebagai pertanda pintu masuk hutan.

Dari tempat ia memarkir motornya, ia berjalanan kaki mendaki bukit yang penuh dengan bebatuan dan pohon-pohon kering bekas kebakaran. Selama perjalanan mendaki bukit, ia berbicara dengan seseorang di telepon.

"Ya. Aku sudah dengar tentang pembunuhan yang terjadi pada keluarga Alberro. Tentu saja itu kabar buruk untuk ku," katanya dengan wajah sedih. Lalu sedetik kemudian ia tersenyum sinis. "Seharusnya aku yang membunuhnya dan seluruh anggota keluarganya, bukan orang lain. Sangat menyebalkan, mereka merebut kesenangan ku!" Ucapnya geram.

Terdengar suara tawa lawan bicaranya. "Kamu masih punya kesempatan untuk membunuh anggota keluarga Alberro yang masih selamat."

"Bukankah semua anggota keluarganya sudah di bunuh."

"Masih ada satu orang lagi."

"Siapa?"

"Emelly. Perempuan berusia 30 tahun,  pemilik perusahaan Q System."

"Q System?"

"Ya. perusahaannya merupakan perusahaan besar yang bergerak di bidang kecantikan. Wajah Emelly juga sudah sering muncul di majalah."

"Kau yakin dia anggota keluarga Alberro?"

"Tentu saja. Emelly anak haram Alberro, yang sengaja di sembunyikan Alberro, agar bisa meneruskan bisnisnya. Di tangan Emelly, proses pemasukan Narkoba ke Negara-negara di Asia sangatlah muda."

"Menarik sekali. Baiklah, kirimkan semua info tentang anak haram Alberro pada ku. Walaupun aku tidak sempat membunuh Alberro dengan tangan ku sendiri, aku ingin membuat pria itu menangis dari neraka, melihat anak kesayangannya aku bunuh." Kata Warren. Alberro juga salah satu komplotan mafia, yang ikut andil dalam pembunuhan kedua orang tua Warren.

"Jika kau bisa mendekati Emelly, maka jalan untuk menemukan orang yang merencanakan pembunuhan orang tuamu semakin terbuka lebar," katanya. "Jika kau tidak bisa mendekatinya, maka orang yang paling tepat adalah Allessa atau perempuan yang bernama Norah."

"Kenapa harus mereka?"

"Perusahaannya Emelly sedang mencari model untuk brand terbaru mereka. Aku bisa membuat salah satu dari mereka mendapatkan project itu."

"Bukan saatnya membicarakan hal itu."

"Jika kau tidak mau mereka melakukannya, maka kau yang harus melakukannya."

"Kita bicarakan nanti."

Warren menutup teleponnya, ketika ia tiba di sebuah bangunan tua yang sudah runtuh di atas bukit. Warren duduk di balik tiang bekas runtuhan,  menyandarkan tubuhnya sembari mengarahkan teropong ke sebuah gedung yang berada di bawah kaki bukit tempat ia duduk.

Senyuman kecil menghiasi bibirnya, ketika ia melihat sekelompok orang, keluar dari gedung.

"Sudah waktunya untuk berpesta." Gumamnya. Warren mengambil senapannya dan mengarahkan senapan ke arah target. Dengan senapan  yang di berikan Paolo padanya, dia bisa mencapai target yang diinginkan dari jarak jauh. 

"Aku minta maaf, mau tidak mau aku harus membunuh pria sombong itu." Gumamnya pelan. Perlahan-lahan ia menarik tuas pelatuk, masih dengan senyuman tipis di wajahnya.

Semua orang yang terhubung dengan pembunuhan kedua orang tuanya, harus mati di tangannya.

Doorr ...

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang