"Tidak seharusnya kita bertindak sejauh ini." Allessa melepaskan wignya, lalu melemparkan tubuhnya diatas sofa panjang.
Warren melakukan hal yang sama, dia melepaskan buff, topi dan kacamatanya. Keinginan untuk membalaskan dendam kematian orang tua mereka yang begitu membara, membuat keduanya terjerumus di kelompok mafia. Warren membantu pria yang memimpin kelompok mafia mereka, dengan melakukan transaksi dan negosiasi. Pekerjaan yang dia lakukan akan membawanya pada orang yang sudah membunuh orang tuanya.
Warren dan Allessa sudah membunuh beberapa orang yang memang ada hubungannya dengan kematian orang tua mereka.
"Kapan kau akan kembali ke Italia?" Tanya Allessa.
"Setelah semua urusan ku disini selesai."
"Kau tidak merindukan Norah?"
Warren terdiam, tentu saja dia merindukannya. Tetapi, waktunya tidak tepat untuk mengungkapkan kerinduannya. Warren juga tidak begitu pandai mengungkapkan kata romantis di telepon, dia lebih suka bertemu langsung.
"Kenapa kau tidak menjawab pertanyaan ku?"
"Aku tidak perlu menjawabnya, kan?" Ia balik bertanya. Lalu melirik ponselnya yang berdering. Warren menjawab teleponnya dengan cepat, setelah itu dia memanggil Pier.
"Kalian mau kemana?" Allessa bangun melihat Warren dan Pier hendak pergi.
"Malam ini kau tidak perlu ikut. Kau harus menghadiri acara makan malam dengan rekan mu." Jawab Warren.
"Apa terjadi sesuatu?"
"Aku menemukan salah satu dari mereka." Katanya.
"Aku ikut."
"Tidak! Kau tidak boleh ikut. Biar aku yang selesaikan."
Warren dan Pier pergi ke bar. Mereka bergerak menuju sebuah ruangan yang di isi oleh beberapa pria tua dengan gadis-gadis sexy di pangkuan mereka.
Teriakan gadis-gadis itu memekikan telinga, ketika Pier menembak salah satu di antara pria disana. Mereka membiarkan gadis-gadis di ruangan itu keluar, menyisahkan para pria tua yang setengah mabuk. Warren dan Pier melepaskan tembakan mereka dengan santai, hingga tersisa satu orang pria yang masih bersembunyi di balik meja.
Pria berbadan besar dan di penuhi tatto di wajahnya. Warren ingat betul wajah pria itu, dia yang melayangkan tembakan ke kepala Mamanya setelah mereka menyebabkan kecelakaan.
"Sudah lama aku mencarimu." Kata Warren. Dia menarik pria itu, mendorongnya ke tembok dan mencengkram lehernya dengan erat.
Warren menghantam pria itu ke dinding, hingga terlihat aliran darah dari pelipis pria itu.
"Katakan padaku, siapa yang menyuruhmu membunuh keluarga Carl? Jawab!" Dia kembali menghantam tubuh pria itu.
Pria itu hanya tertawa. "Aku tidak perduli kau membunuhku. Itu lebih baik daripada aku membiarkannya membunuh anak-anakku."
Warren meletakan senjatanya di dahi pria itu. Dia hanya perlu menarik pelatuknya.
"Kau pikir aku tidak tau dimana anak-anak mu? Aku akan menghabisi mereka setelah aku menghabisimu."
Pria itu kembali tertawa. "Jika kau menemukan anak-anak ku, itu artinya kau sudah bertemu dengan pria tua itu."
Warren kembali mendesak dan mengancam pria itu untuk memberitahunya, siapa dalang dari pembunuhan kedua orang tuanya. Namun pria itu tidak mengatakan apapun, dia lebih memilih mati daripada memberitahu siapa yang menyuruhnya membunuh orang tua Warren.
Warren membanting pria itu ke lantai dan menembaknya tepat di kepalanya, sama seperti saat pria itu menembak orang tuanya.
"Kita kembali ke Italia sekarang dan bebaskan Paolo. Kita sudah menyelesaikan apa yang perlu kita selesaikan disini."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Name
RomanceNorah Alexandra, model terkenal dengan bayaran paling mahal di Italia. Dia bisa mendapatkan dan melakukan apapun yang dia mau. Namun, ada satu hal yang sangat sulit dia lakukan, menghindari perjodohannya dengan seorang Fotografer bernama Warren. Wa...