Tiga Puluh Lima

1.4K 49 4
                                    

Norah merasakan sesuatu berhembus di wajahnya, awalnya ia mengira itu adalah hembusan angin. Saat ia membuka mata, ia kaget mendapatkan wajah Warren di atas wajahnya. Dengan cepat, ia mendorong wajah Warren menjauh dari wajahnya. Setelah melakukan hal itu ia terdiam dan kaget dengan apa yang ia lakukan sebelumnya.

"Kau mendorong wajah tampan ini menjauh darimu?" Tanya Warren setengah bercanda. "Siapa yang sedang kamu pikirkan?" Tanya Warren Curiga.

"Tidak ada! Aku sedang memikirkanmu." Katanya.

"Kalau kamu sedang memikirkanku, kenapa kau mendorong wajahku?"
 
"Kenapa kamu masih disini?" tanya Norah kesal.

"Kenapa kamu marah?"

"Kau sedang sakit, seharusnya kau beristirahat di pondok."

"Aku tidak bisa melakukannya karena kau meninggalkanku."

"Aku ingin mencarikan makanan untukmu."

"Ayo bangun dan bantu aku mencari makanan."

"Kau belum sembuh."

"Aku sedah sembuh Norah."

Norah langsung bangun dari tempat duduknya lalu menyusul Warren dan Simpa.

"Kenapa kau sibuk membuat tombak???" 

Warren tidak menjawab, ia sibuk membuat kayu runcing untuk ia gunakan sebagai alat mencari ikan di laut. Setelah selesai, ia mengarahkan kayu runcing ke arah Norah, seakan ia ingin menembak ke arah perempuan itu. 

Norah melompat mundur sambil mengoceh.

"Kau akan menyesal jika tombak itu mengenai wajah cantik ku." Kata Norah sambil mendesis kesal.

"Aku bercanda. Kau terlalu terpukau dengan kemampuanku."

Warren melepaskan bajunya, memamerkan otot-ototnya yang sexy, lalu menyebur kedalam air.
Norah mendesah kecewa saat Warren menghilang dari pandangannya. Padahal, dia masih ingin melihat tubuh indah Warren. Dia sudah sering melakukannya, namun ia masih saja terpesona dengan tubuh Warren.

Cukup lama ia tak menampakan dirinya. Norah yang menunggunya tampak cemas. Ia mulai memanggil Warren. Simpa yang ada di samping Norah pun mengonggong melihat Norah yang panik sambil memanggil nama Warren.

"Bagaimana kalau dia pingsan?"

Norah tampak lega, melihat Warren muncul dan membawakan beberapa ikan yang menancap di tombak yang ia gunakan. 

"Kenapa kau lama sekali? Aku pikir terjadi sesuatu padamu." Dia mengoceh kesal.

"Aku ingin mendapatkan lebih banyak ikan."

Norah tetap mengoceh. Ia takut jika hal buruk terjadi pada Warren.

Warren tak banyak bicara, ia menyalakan api dengan cara hand drill. Dengan sabar ia memutar-mutar kayu sampai asap terlihat dari dedaunan kering yang ia letakan. 

Norah memperhatikan cara kerja pria itu, ia bingung dan takjub. Ia menggunakan metode-metode yang tidak pernah Norah lakukan. 

"Kau takjub padaku? Apa kau tidak pernah melakukan metode seperti ini?" 

"Tentu saja pernah! Aku pernah belajar metode bertahan hidup di alam bebas." 

"Lakukan." Warren memberi kayu pada Norah, ia meminta perempuan itu untuk menyalakan api. 

Norah  tak sesabar Warren, ia marah dan membuang kayu di tangannya. Warren mengambil kayu yang di buang oleh Norah lalu menjelaskan pada Norah bagaimana cara menyalakan api. 

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang