Dua Puluh Tujuh

1.5K 64 0
                                    

Apakah ini hari yang buruk atau hari yang baik? Warren menatap pria yang kini berdiri di hadapannya.

"Aku kedatangan tamu baru. Kira-kira siapa lagi yang akan datang memberikan kejutan untuk ku?" Tanya Warren pada Jade.

 Pria yang dekat dengan Norah, rupanya satu komplotan dengan William dan Faustino. Warren semakin yakin, orang-orang yang berada di dekat Norah dan dirinya tidak semuanya baik dan dapat di percaya. Warren ingat betul apa yang di katakan Norah padanya tentang Jade, pria baik dan pemalu, nyatanya pria itu sama seperti Warren. Entah apa motif dari mereka semua menggunakan Norah sebagai alat dan tawanan mereka.   

"Sepertinya kau ingin mendapatkan kejutan yang lain." Sahut Jade. Pria itu mengeluarkan sebuah pistol dari balik jaketnya, dia melemparkannya kearah kaki Warren.

Warren menatap pistol tersebut lalu menatap Jade.

"Apa yang sedang kalian rencanakan sekarang?" Tanya  Warren. Dia curiga ada hal lain yang sedang di rencanakan Jade dan komplotannya.

"Kau ingin tau rencanaku?" Tanya Jade, ia terdiam sebentar lalu melanjutkan. "Dendam kematian orang tuamu, membuatmu sudah menghabisi nyawa orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan kematian mereka."

"Lalu, kau ingin membalaskan dendam mereka?"

"Tentu saja aku ingin melakukannya. Sayangnya, aku tidak ingin mengotori tanganku seperti yang kamu lakukan selama ini."

Warren tertawa mengejek. "Kau sama kotornya dengan ku. Kau bagian dari mereka, kau mendekati Norah hanya untuk menjadikannya tawanan, bukan? Sialnya, rencana William yang berhasil."

"Aku bagian dari mereka, tetapi aku tidak pernah punya tujuan mendekati Norah untuk kepentingan kelompok kami. Aku mendekati Norah, karena aku menyukainya. Namun, saat aku tau tentang hubunganmu dengannya, aku berpikir untuk melakukan hal yang sama seperti apa yang di lakukan William."

"Dan kau melakukannya sekarang."

"Aku sudah bilang padamu, aku ingin menghabisimu, tetapi aku tidak ingin mengotori tanganku dengan membunuh orang."

"Lalu, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan membebaskanmu." Jawabnya sambil tersenyum.

Warren memicingkan matanya.

"Membiarkanmu di tempat ini, membuat rencanaku berantakan. Aku ingin kau keluar dan pergi bersama Norah."

Warren kaget mendengar ucapan Jade, dia semakin yakin kalau pria itu mempunyai rencana yang buruk untuknya.

"Kau tidak setuju dengan rencanaku?" Tanya Jade. "Aku tidak ingin membuang-buang waktu untuk menunggu jawabanmu."  Jade beranjak mendekati Warren dan melepaskan borgol yang mengikat kaki dan tangan Warren.

Warren tidak mengatakan apapun saat ia bebas. Ia mengambil pistol yang di lemparkan Jade padanya.

"Kau bisa bertemu Norah di kamar sebelah. Aku sudah meretas semua CCTV di tempat ini, jadi kau dan Norah bisa kabur. Norah yang akan membawamu keluar darisini. Aku sudah menyiapkan kendaraan dan semua yang kalian butuhkan."

Warren bergegas dengan cepat menuju ruangan Norah di kurung.

Jade tertawa bahagia. "Hal yang paling menyedihkan adalah saat orang yang kau cintai mengkhianatimu. Pengkhianatan lebih kejam dari pembunuhan. Permainan ini akan sangat menarik." Dia menatap kedua telapak tangannya dan kembali tertawa bahagia.

Jade melangkah keluar ruangan itu dengan santai, ia berhenti sebentar lalu menatap pintu ruangan dimana William mengurung Norah.

"Aku suka permainan seperti ini."

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang