Tiga Puluh

1.8K 66 0
                                    

"Mungkin dia sedang bertanya-tanya, siapa yang sudah melakukan hal ini padanya." Kata Allessa. Ia melepaskan wig nya dan melemparkan wig tersebut ke arah Piere. "Kenapa kau menyuruh temanmu yang lemah itu datang untuk menyelamatkan ku? Benar-benar sial, dia hampir membongkar semuanya." Keluhnya.

"Apa kau hanya akan berdiam diri, jika seseorang melakukan hal yang buruk padaku?"

"Tentu saja tidak. Aku sudah melakukan yang terbaik untuk mu." Allessa melirik Piere. "Dia bahkan berencana membunuhmu jika kau mengagalkan rencanaku." Allessa terkekeh.

"Bagaimana bisa kalian berdua melakukannya tanpa memberitahuku?"

"Kami sudah memintamu untuk tidak khawatir. Sekarang bagaimana? kita sudah mendapatkan Paolo."

"Pantas saja dia sangat ingin membebaskan Paolo, ternyata Paolo mengetahui semua hal tentang bangunan itu." Kata Warren.

"Kau yang sudah membebaskannya, kau pesuruh yang baik." Goda Allessa.

Mereka bertiga masuk ke ruangan dimana mereka mengurung Paolo. Kepala pria itu di tutupi kain hitam.

"Kalian siapa?" ia bertanya pada mereka.

"Itu bukan hal yang penting. Kau tidak perlu tau siapa kami." Jawab Allessa.

"Allessa?"

"Aku juga akan memperkenalkan diri padamu."

"Piere?"

"Aku akan melakukan hal yang sama." Timpal Warren.

Paolo kaget dengan kehadiran 3 orang yang dulu bekerjasama dengannya.

Warren duduk di bangku, ia sudah bersiap-siap untuk mengintrogasi Paolo.

"Sepertinya, aku tidak perlu menjelaskan seperti apa kisahku dan kenapa aku ingin sekali bertemu dengan pria itu. Kau bisa langsung ceritakan tentang siapa pria yang selama ini berkerja denganmu."

Paolo tertawa mendengar pertanyaan Warren.

"Lebih baik kau membunuhku sekarang daripada aku memberitahumu tentang dia." Tantang Paolo.

"Kau sangat setia padanya, aku kagum padamu," Kata Warren. "Tetapi, kau yakin ingin mengorbankan nyawamu untuknya?"

"Tentu saja. Mengorbankan satu nyawa demi nyawa yang lain."

Allessa dan Piere tersenyum mendengar jawaban dari Paolo.

"Tidak perlu khawatir Paolo. Kami tau apa yang perlu kami lakukan, kau hanya perlu memberitahu kami tentang pria itu dan ada apa dengan bangunan yang ada di dekat rumah Warren. Soal anak dan Istrimu yang selama ini kau rahasiakan dari kami, saat ini mereka sudah aman dan berada di suatu tempat yang aman." Kata Allessa.

"Katakan saja semua yang kau ketahui."

"Kalian pikir aku percaya dengan omongan kalian?" dia tertawa. "Pria itu mengerikan dan lebih cerdik dari apa yang kalian pikirkan."

"Kau mau melakukan panggilan Video dengan anak-anak mu?" tanya Piere. "Aku akan menghubungi mereka sekarang."

Warren membuka kain yang menutupi wajah Paolo, untuk melakukan panggilan dengan anak dan Istrinya. Seperti yang sudah di katakan Allessa dan Piere, anak dan Istri Paolo berada di tempat yang aman.

"Bagaimana? kamu mau mengorbankan hidupmu demi pria itu dan membiarkan mereka hidup sendiri tanpamu?"Tanya Warren. "Kau punya kesempatan untuk hidup lebih baik bersama mereka, aku akan menjamin semuanya untukmu."

Paolo terdiam dan berpikir cukup lama. "Baiklah. Aku akan memberitahu semuanya pada kalian. Tentang bangunan yang ada di dekat rumah Warren, kalian pasti bingung mengenai akses masuk ke tempat itu," katanya. Dia terdiam sebentar kemudian melanjutkan. "Ada 2 akses untuk menuju bangunan itu. Pintu akses yang pertama tidak mudah untuk di masuki karena penjagaannya yang sangat ketat, namun ada satu jalan yang sangat mudah." Dia menatap Warren dengan wajah serius.

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang