Dua Belas

4.1K 163 0
                                    

"Jadi, Warren sudah memberitahu Kakek kalau dia tidak ingin perjodohan ini di lanjutkan?" Tanya Norah. Pagi itu, Kakek memberitahunya tentang Warren yang sudah menemui Kakek.

Kenapa harus merasa sakit seperti ini? Padahal aku yang selalu meminta Warren untuk membatalkan rencana perjodohan mereka. Norah berusaha untuk terlihat baik-baik saja, walau saat itu ia merasa sangat terluka.

"Bagaimana kalau Kakek kenalkan kau pada anak teman Kakek yang lainnya?" Kakek kembali mengusulkan rencana perjodohan dengan pria yang lain.

"Kakek, biarkan Norah yang mencari pendamping sendiri. Kakek mau, cucu Kakek yang cantik ini di obral sana-sini?"

"Kakek tidak mengobral mu. Kakek hanya ingin kamu menemukan pendamping yang tepat."

"Bagaimana kalau nanti pria yang menurur Kakek cocok dengan ku, tetapi mereka tidak menyukai ku? Bukankah itu menyedihkan?" Tanya Norah.

Mereka sedang asyik ngobrol sambil menikmati secangkir kopi pagi itu, ketika pelayan di rumah menghampiri mereka dan memberitahu mereka kalau ada tamu, ingin bertemu dengan Kakek.

"Tidak mungkin mereka datang sepagi ini." Kata Kakek.

"Siapa yang datang?" Tanya Norah.

Kakek melihat Norah yang masih mengenakan piyamanya, ia menyuruh Norah untuk ke kamar dan mengganti pakaiannya.

"Dia calon yang Kakek pilih untuk mu."

"Kakek! Seorang pria baru saja membatalkan perjodohan dengan ku, dan sekarang Kakek membawa pria lain untuk ku?" Tanya Norah tak percaya.

"Kakek melakukan apa yang Kakek bisa lakukan untuk kebahagiaan mu. Sekarang kamu ganti pakaian kamu."

Kakek bergegas ke ruang tamu, untuk menemui pria yang akan di jodohkan dengan Norah.

Norah kembali, ia menemui Kakek dan pria yang akan di jodohkan dengannya.

"Ini cucuku, Norah." Kata Kakek pada pria itu.

"William,  namaku William." Kata pria itu sambil tersenyum lebar, dan mengulurkan tangan untuk menjabat tangan Norah.

"Norah." Ia menyambut uluran tangan William.

"William bekerja di Q System. Dia adik dari Emelly," jelas Kakek. Sepertinya, Kakek menelusuri segala hal tentang pria yang akan di jodohkan dengan Norah. Dia tau semua hal tentang William. "Sepertinya, aku tidak perlu menjelaskan hal-hal tentang cucuku. Kau pasti sudah mengenalnya."

"Tentu saja, siapa yang tidak kenal supermodel kita?" Balas William.

Kesan pertama yang di temuka  Norah sejak pertama kali bertemu dengan William, pria itu terlihat tegas, ramah dan sedikit menyenangkan. Dia juga tampan, walau tak setampan Warren.

Sial, kenapa harus memikirkan Warren saat aku sedang bersama pria lain?

"Aku tidak bisa duduk terlalu lama, kalian berduka silahkan berbincang-bincang. Aku tinggal dulu." Kakek sengaja meninggalkan keduanya.

Sepeninggalan Kakek, William lebih banyak bicara daripada Norah. Pria itu tidak membicarakan tentang dirinya sendiri, namun dia berbicara tentang Norah. Obrolan mereka tampak nyambung, karena William paham tentang dunia yang di geluti Norah.

"Bagaimana menurutmu? Sepertinya William sangat menyukaimu." Seru Kakek, ketika William sudah pulang.

Norah menghela napas. "Kakek jangan terlalu berharap. Kita lihat saja, kapan dia akan melepaskan Norah."

"Kakek masih punya banyak kandidat untukmu." Kata Kakek sambil berlalu pergi.

Norah duduk di bangku dan menghela napas panjang.

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang