Tiga Belas

4.5K 193 1
                                    

"Warren, bangun," terdengar suara Allessa memanggilnya. "Warren." Allessa mengguncang tubuh Warren agar pria itu segera bangun.

"Ada apa?" Tanya Warren tanpa membuka mata. Suaranya terdengar serak. Ia membuka matanya dan menatap Allessa berdiri dengan wajah kesal. "Kenapa kamu kesini?"

"Warren, sebaiknya kau temui Norah. Aku dengar, Emelly meminta Norah untuk jadi model brand terbaru mereka. Emelly sendiri yang merekomendasikan Norah untuk menjadi model dari Q System."

Warren terkesiap. "Kenapa baru kau katakan sekarang?" Dia melompat turun, lalu melangkah ke arah lemarinya.

"Kau mau kemana? Mau mencegah agar Norah tidak menyetujui tawaran Emelly?" Tanya Allessa. "Bukan Norah yang harus kau temui sekarang. Tetapi George."

"George?" Warren menoleh dan menatap Allessa.

"Ya. Dia salah satu petinggi di agency Norah," kata Allessa. "Sebaiknya, kau hubungi dia, karena dia yang bisa mengatasi masalah ini. Maksudku, bukan George tetapi pria itu."

Warren terdiam, lalu meraih ponselnya dan menelpon pria yang selama ini ada di belakang dia dan Allessa, pria yang memimpin kelompok mafia mereka.

"Apa yang dia katakan?" Tanya Allessa penasaran.

"Dia akan menghubungiku sepuluh menit lagi."

Sembari menunggu panggilan dari pria itu, Warren menghubungi Norah, tetapi panggilannya tidak di jawab. Ia mengirim pesan dan tidak ada balasan sama sekali.

"Dia mengabaikan ku."

"Kau yang memulai! Sepertinya, kau tidak perlu takut Norah menerima tawaran Emelly." Ucap Allessa sambil menatap layar ponselnya.

"Kenapa?"

"Dia melakukan apa yang dia katakan. Belum sampai sepuluh menit, sudah ada berita kalau Norah tidak menjadi model untuk brand Q System."

Warren menarik napas lega. "Aku bisa melanjutkan tidur ku. Aku terlalu lelah."

"Lanjutkan tidurmu, semoga tidurmu nyenyak." Allessa keluar dari kamar Warren. Ia melangkah ke arah dapur, tak lama terdengar suara teriakannya darisana.

"Bagaimana aku bisa tidur nyenyak, jika dia berteriak seperti itu?" Ia melompat turun dari kasurnya, dan menghampiri Allessa di dapur.

Allessa berdiri mematung menatap isi kulkas Warren yang kosong.

"Kau tidak memiliki apapun di rumah mu?"

Warren mendesah kesal, ia sudah berpikir yang tidak-tidak, ketika dia mendengar Allessa berteriak.

"Sebaiknya aku pergi darisini. Aku tidak mau mati kelaparan."

"Silahkan pergi." Kata Warren mempersilahkan.

Saat Allessa benar-benar pergi, dia kembali ke kamar dan melanjutkan tidurnya.

***

Norah menatap layar ponselnya, dia menunggu apakah Warren akan kembali menghubunginya atau tidak.

"Aku yang mengabaikannya, namun aku yang di buat gelisah seperti ini."

Dia mempertimbangkan, apakah dia menghubungi Warren atau sekedar membalas pesan pria itu. Sebenarnya, selama satu pekan Norah tidak memiliki jadwal, namun setelah itu dia akan pergi ke California selama hampir satu bulan.

"Sebaiknya aku hubungi dia, lupakanlah tentang harga diri, karena kau akan semakin menyedihkan saat dia balik mencampakanmu." Katanya pada diri sendiri, namun ia kembali diam.

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang