Empat Puluh Lima

1.5K 39 0
                                    

"Aku yang akan membunuhnya jika kau tidak mau melakukannya!" Allessa berteriak dan menggebu-gebu mendengar cerita yang di sampaikan Warren. "Aku yang akan membunuh Norah dengan tanganku sendiri."

Warren dan Piere tidak bersuara sama sekali, mereka membiarkan Allessa meluapkan kekesalannya.

Allessa tidak menyangka, pengorbanan mereka selama ini untuk Norah sia-sia. Membantu perempuan itu dan menyelamatkannya ternyata hanyalah sebuah jebakan belaka. Mereka membantu orang yang seharusnya mereka bunuh.

"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Piere.

"Pertanyaanmu sungguh bodoh Piere! Tentu saja kita akan menghabisi mereka." Jawab Allessa.

"Aku tau kau sangat emosi dan marah. Tetapi, keputusan yang akan kau ambil dalam kondisi seperti ini, hanya akan melukaimu." Ucap Warren tenang, walau dalam hatinya, ia pun sama seperti Allessa.

"Aku tidak perduli kalau kau sangat mencintai Norah! Aku akan tetap membunuhnya! Perempuan sialan! Kita mengorbankan nyawa kita untuk perempuan sialan itu?" Allessa tertawa kesal. "Aku akan membunuh perempuan sialan itu!"

"Diamlah Allessa!!!!" Bentak Warren. "Biarkan aku berpikir."

"Apalagi yang harus kau pikirkan? Kau sudah tau masalahnya! Kau tau Norah memanfaatkan kita selama ini, kau tau kalau Kakeknya yang sudah membunuh orang tua kita dan sekarang kau masih perlu berpikir untuk bertindak seperti apa? Kau sudah tau siapa musuhmu dan tempat dimana kau akan menyerang mereka."

"Aku sudah bilang padamu, aku tidak mau membuatmu jadi pembunuh!"

"Aku tidak perduli! Aku akan tetap melakukannya!"

"Aku akan memberitahu komplotan Faustino dan Emely. Mereka yang akan melakukannya."

"Kakek tua bangka itu, dan cucu sialannya akan menjadi targetku." Ucap Allessa. Dia tidak akan memaafkan perbuatan Norah kepada keluarganya.

"Bahkan Sean yang begitu dekat denganmu adalah komplotan mereka juga?" Tanya Piere tak percaya. Pria itu menghela napas. "Jadi, pembunuhan yang terjadi saat pendakian itu adalah ulah Sean dan Eve?"

Warren ingat tentang pembunuhan yang terjadi saat pendakian, namun dia dan Sean bukan tersangkanya, karena semua tuduhan di alihkan ke anak korban.

Warren berbicara serius dengan Piere, sementara Allessa ia berada di kamarnya, ia sedang meluapkan segala kekesalannya pada Norah dan keluarganya.

"Jadi, kau akan menghubungi Faustino dan Emely?"

Warren menganggukan kepalanya.

Seperti yang di katakan Warren, ia langsung menghubungi Faustino dan Emely.

"Apa yang mereka katakan?" Tanya Piere.

"Mereka akan menyelesaikan semuanya malam ini."

"Semuanya akan berakhir malam ini."

Malam ini, tidak ada yang tau apa yang akan terjadi. Tidak ada yang tau siapa yang akan selamat. Warren menatap Allessa, ia seperti memohon pada Allessa agar dia tidak perlu melakukan apapun.

"Apa kau bisa membawanya pergi malam ini?" Tanya Warren pada Piere. "Aku tidak mau dia ikut."

"Aku akan melakukannya."

"Malam ini, kau tidak perlu ikut. Jika aku mati, masih ada seorang pria yang bisa menjaga Allessa dan orang itu adalah kau Piere."

"Tapi Warren ... "

"Tolong pindahkan semua mobilku, motor dan juga sepedaku. Aku mewarisi itu semua untukmu dan Allessa. Kau harus bersyukur aku mengijinkan mu bersama adikku dan menggunakan kendaraan mahalku." Katanya.

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang