Dua Puluh Tiga

1.8K 62 1
                                    

Sosok yang di tunggu-tunggu terlihat di hadapannya. Pria tua yang menjadi targetnya malam itu, di jaga ketat oleh para pengawalnya. Warren melihat beberapa pria bersenjata memantau pergerakan sang designer ternama, dari beberapa gedung yang berada di sekitar hotel.

Tidak mudah seperti yang dia bayangkan, pria itu bukan orang sembarangan.

Bersama para pengawalnya, dia memasuki sebuah hotel mewah di ikuti oleh beberapa wartawan yang selalu meliput kegiatannya.

Karena semua tempat yang di datangi pria itu di jaga ketat, Warren mengubah rencananya. Warren memperhatikan salah seorang wartawan yang berjalan menuju ke kamarnya. Kali ini, dia akan menggunakan wartawan untuk mendapatkan target utamanya.

Warren melangkah perlahan dan santai menuju pintu kamar wartawan. Dia berdiri di depan pintu, lalu mengetuk pintunya.

Tidak perlu menunggu lama, wartawan itu membukakan pintu untuk Warren.

"Welcome." Sapa Wartawan itu ramah.

Warren terdiam, semua yang terjadi tidak sesuai dengan rencananya. Wartawan itu tidak sendirian, ia bersama sekelompok anggotanya, pria berbadan tinggi yang sudah siap sedia dengan senjata mereka.

Warren di tarik masuk, dia duduk di kursi,  tangan dan kakinya di ikat agar dia tidak bisa bergerak.

"Surprise ... " Ucap Wartawan itu bahagia. "Kau pasti terkejut bukan?"

"Bukankah dia tunangan dari Norah?" Seru pria lainnya.

"Dia juga menyamar sebagai kekasih dari adiknya sendiri."

Apa aku sudah menjadi target mereka selama ini?

"Aku menginginkan adik dan kekasih palsumu. Apa kau bisa menghubungi mereka berdua untuk menemaniku tidur?" Dia tertawa puas melihat ekspresi kemarahan Warren.

"Aku akan membawakannya jika kau mau." Timpal yang lainnya.

Warren mengeram kesal, dia meludahi pria yang berdiri di hadapannya.

"Jangan sentuh Norah!!! Kalian semua akan mati, jika kalian menyentuhnya."

Mereka menertawakan ancaman Warren.

"Kami akan menyentuhnya setelah kamu mati, atau bagaimana kalau kau menyaksikannya? Sepertinya menarik jika kau ... " pria itu tidak melanjutkan kalimatnya. Warren menghantam wajahnya ke wajah pria itu. "Kau melukai wajahku?"

"Aku sudah memperingati kalian, jangan pernah menyentuh Norah atau adik ku."

Warren memikirkan cara untuk pergi darisana, dia tidak ingin membuang waktu disana. Sungguh memalukan ketika dia yang kini menjadi tawanan dari orang yang ingin dia bunuh. Mereka semua menyulitkannya.

Jika Warren tidak menghabisi mereka dan menghabisi nyawa targetnya, Allessa berada dalam bahaya.

Pintu kamar hotel terbuka, Designer yang menjadi target Warren muncul bersama para bodyguardnya. Semua yang ada di dalam kamar berdiri tegap dan memberikan tempat duduk untuk sang Designer.

"Siapa yang menyuruhnya?" Dia bertanya pada Wartawan.

"Kami belum menyelidikinya."

Tatapan tajam di arahkan pada Wartawan. "Lalu apa yang kalian lakukan?"

Wartawan itu tidak menjawab, dia memberikan kode pada salah satu komplotannya untuk mulai menyelidiki Warren.

Semua orang di dalam ruangan itu, sudah mengetahui identitas Warren tetapi tidak ada yang tau siapa orang yang menyuruhnya, karena Warren masih bungkam. Dia tidak akan menyebutkan nama kelompoknya atau memberitahu pria tua yang menyuruhnya melakukan aksinya.

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang