Dua Puluh Enam

1.6K 60 0
                                    

Norah menatap dinding ruangan tempat dia di sembunyikan William. Sebuah ruangan kecil, gelap dan pengap. Wajahnya mulai berkeringat dan dadanya terasa sesak. Dia tidak mungkin berada disana, jika tadi dia tidak menolak ajakan William.

Norah duduk meringkuk di sudut ruangan, ia terdiam memikirkan cara agar bisa keluar dari ruangan itu. Ia menatap kamera CCTV yang sedang memantaunya.

"Yang penting aku keluar darisini, mereka akan mengurus semua sisanya." Gumamnya pelan. Perlahan-lahan, seulas senyuman muncul di bibirnya. Norah mengangkat wajahnya dan menatap kamera CCTV.

Beberapa menit kemudian, William datang dengan dua orang pria di belakangnya. William menghampiri Norah yang duduk di sudut, ia duduk di depan Norah dan memperhatikan wajah perempuan itu.

"Bagaimana? Kau setuju untuk ikut denganku ke acara penggalangan dana?" Tanya William.

"Ya, aku akan ikut denganmu." Sahutnya.

William tertawa puas. "Seharusnya, kau mengatakannya sejak tadi. Aku tidak akan mengurungmu disini, jika kau menyetujui ajakanku."

Acara penggalangan dana hari ini, akan di hadiri oleh beberapa orang penting, salah satunya adalah seorang pria tua sang Designer ternama yang bernama Faustino. Acara yang dihadiri sang Designer itu akan menarik perhatian semua media, karena kehadirannya akan membawakan dampak yang sangat luar biasa.

Norah senang bisa datang ke acara penggalangan dana itu, dia senang jika bertemu dengan sang Designer kebanggaannya, namun dia tidak suka jika partnernya malam itu adalah William.

Kedatangan Norah dan William, menarik perhatian banyak media. Pertanyaan tentang hubungan antara Norah dan Warren di layangkan pada Norah.

Norah memilih untuk tidak menjawabnya, apa yang di tanyakan bukanlah sesuatu yang penting. Dengan siapapun dia datang malam ini, dia akan tetap menjadi milik Warren, walaupun saat ini dia tidak mengetahui keberadaan pria itu.

"Kau tidak mau mengatakan apapun?" Tanya William, ketika mereka melewati para wartawan.

"Aku penasaran, kenapa orang sepertimu bisa hadir di acara seperti ini?"

William tertawa. "Itu yang kau katakan?" William meliriknya dan tidak mendapatkan jawaban apapun dari Norah. "Itu Kakek, ayo kita temui dia."

Norah melihat Kakeknya William sedang berbicara dengan beberapa pria seusianya. Jika Kakeknya William ada disana, ia pun berharap Kakeknya datang dan bisa membebaskannya dari William.

"Tolong bersikap biasa saja, Norah." Kata William, ketika melihat gelagat Norah yang berusaha mencari celah untuk pergi darisana.

"Senang sekali, karena kalian berdua datang." Seru Kakek William ramah. Dia mengenalkan William dan Norah ke beberapa rekannya yang ada disana.
Dimana Kakek? Pikir Norah. Dia tidak melihat Kakeknya disana, padahal teman-teman kakeknya hadir di acara penggalangan dana.

"Kau sudah pernah bertemu Faustino?" Tanya Kakek William pada Norah. "Ayo, aku kenalkan kamu padanya." Lanjutnya, tanpa menunggu jawaban Norah.

Norah pernah bertemu Faustino, tetapi ia tidak pernah punya kesempatan untuk berbicara dengan designer itu. Ia juga belum pernah punya kesempatan untuk mengenakan pakaian yang di design oleh Faustino saat melenggak di catwalk. Faustino tidak sembarangan memilih model, dan selama ini Norah tidak masuk kualifikasinya.

"Kau sudah mengenalnya, bukan?" Kakek bertanya tentang Norah pada Faustino.

Pria tua itu membuka kacamata hitamnya dan menatap Norah lalu tersenyum sumringah.
"Cantik ... kau milik kami." Katanya.

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang