"Akhirnya kau menjawab teleponmu! Kau dimana? Kau baik-baik saja? Kau bersama Pier?" Tanya Warren saat dia menelpon Allessa.
Warren berbicara sangat pelan, sambil memperhatikan Norah yang masih terlelap dalam tidurnya. Dia tidak mau obrolannya akan membangunkan Norah.
"Aku bersama Pier, jangan khawatirkan aku." Terdengar suara Allessa dari sebrang. Suaranya terdengar sangat tenang, namun hal itu tidak membuat Warren tenang, karena dia yakin ada seseorang yang sedang mengawasi dan mengancam nyawa Allessa.
"Katakan, kau ada dimana?"
"Aku sudah bilang padamu, jangan khawatirkan aku!" Bentak Allessa. "Khawatirkan dirimu sendiri dan Norah." Suaranya terdengar gemetar.
"Kau pikir aku akan tinggal diam Allessa? Aku akan membawamu menjauh dari orang-orang brengsek itu!" Ucapnya geram. "Berikan ponselnya pada Pier, aku ingin bicara padanya."
Allessa tertawa dan berkata, "Semua akan baik-baik saja Warren. Kau juga tidak akan mendapatkan apapun saat berbicara dengan Pier."
Warren tertawa hambar. "Yah, semua akan baik-baik saja. Akan aku pastikan, kalau kau dan Norah akan baik-baik saja." Warren menatap ke arah Norah dan terlihat jelas betapa khawatirnya dia pada Norah.
Kejadian semalam sudah membuat Norah ketakutan.
Apa yang harus dia lakukan sekarang? Allessa dan Norah sama pentingnya bagi dia. Dia harus membuat rencana yang matang agar tidak ada yang terluka di antara mereka. Dia harus bekerja sendirian karena saat ini tidak ada orang yang bisa dia percaya, dia juga tidak mungkin membawa orang terdekatnya masuk kedalam dunianya yang menyakitkan dan mengerikan.
Warren melemparkan tubuhnya di sofa dan mengerang pelan.
"Kau kenapa?"
Warren tersentak mendengar suara Norah. Perempuan itu masih berbaring di kasur dan menatap ke arah Warren.
"Kau sudah bangun?" Warren berdiri dan menghampiri Norah, dia memberikan kecupan di dahi Norah. "Kau mau makan sesuatu?"
Norah menggeleng. "Apa yang kau sembunyikan dariku Warren? Sikapmu sangat aneh sejak semalam. Ada apa?" Tanya Norah penasaran.
"Tidak apa-apa." Jawabnya.
Norah menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya dan beranjak darisana. Dia melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.
"Kau yakin tidak ingin makan sesuatu?" Terdengar suara Warren berteriak.
"Tidak."
Perempuan itu menatap kaca sambil membersihkan wajahnya dengan kapas, dia termenung dan mengingat kembali apa yang di katakan Warren saat dia sedang menelpon. Norah mendengarkan semuanya, ia sudah bangun ketika Warren beranjak dari Kasur dan menelpon Allessa.
"Siapa Allessa? Siapa orang-orang brengsek yang di Maksud Warren?" Dia terdiam dan kembali bergumam pelan. "Aku pastikan kau dan Norah aman?" Dia mengulang ucapan Warren dan berusaha untuk mencerna semuanya.
Norah bingung dan penasaran dengan semuanya, apa yang sedang terjadi? Apa yang sedang di khawatirkan Warren?
"Apa yang sedang kau pikirkan?"
Norah mengangkat wajahnya dan menatap Warren melalui kaca. Norah menggeleng dengan cepat dan tersenyum kecil.
Warren tersenyum, berjalan mendekati Norah dan memeluknya dari belakang.
"Aku tau apa yang kau pikirkan. Aku tahu."
"Kau tahu?"
Warren menganggukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Name
RomanceNorah Alexandra, model terkenal dengan bayaran paling mahal di Italia. Dia bisa mendapatkan dan melakukan apapun yang dia mau. Namun, ada satu hal yang sangat sulit dia lakukan, menghindari perjodohannya dengan seorang Fotografer bernama Warren. Wa...