Tiga Puluh Delapan

1.2K 37 0
                                    

"Aku tau apa yang harus aku lakukan!" Seru Allessa jengkel. Warren baru saja mengocehinya,  karena Allessa kembali melakukan sesuatu tanpa mengatakannya pada Warren. "Jangan selalu berkata, kau seperti ini untuk membuatku aman, kau ingin membuatku terlihat seperti seorang pengecut!" Allessa beranjak dari samping Warren dan pergi menghampiri Catarina yang sedang bermain dengan Simpa.

Masih terdengar suara Allessa yang mengoceh pada Warren. Sesekali perempuan itu menoleh dan menatap kesal ke arah Warren.

"Aku juga berhak untuk melindungi Kakakku." Ucapnya kesal.

"Aku tau, kau tidak bermaksud menyalahkannya. Kau hanya Khawatir pada Allessa, sama seperti dia menghawatirkanmu,"Kata Piere. "Sebelum kau menemui pria itu, aku dan Allessa sudah kesana dan bertemu dengan anak buahnya. Kami berdua meminta bantuan mereka setelah kami tau kalau Norah adalah akses untuk menuju bangunan tua itu."

"Lalu sekarang mereka membuntuti Norah? Mereka ingin tau akses untuk masuk ke bangunan itu?"

"Mereka tidak membuntuti Norah. Hanya kebetulan saja mereka berdua bisa bertemu dengan Norah disana."

"Apa yang di lakukan Norah di bangunan itu?" Warren bertanya-tanya. Padahal sebelumnya dia sudah mengingatkan Norah untuk tidak pergi kesana, jika dia tidak mau celaka. "Lalu, apa yang mereka lakukan disana?"

"Mereka ingin mencaritau tentang bangunan itu. Rasanya sangat aneh, jika bangunan itu tidak memiliki akses sama sekali untuk kesana."

"Jika Norah yang mempunyai akses, darimana dia bisa masuk ke bangunan itu? Ia sendiripun terlihat tidak tahu apapun tentang bangunan itu."

Piere memberikan rekaman yang di kirimkan padanya oleh si kembar. Disitu terlihat dengan jelas apa yang di lakukan Norah. Video tersebut juga menunjukan aktifitas dari pria kembar yang mencari akses bangunan tersebut.

"Jika dia tau akses menuju bangunan itu, kenapa dia terlihat kebingungan mengelilingi tempat itu?" tanya Piere bingung. "Seberapa penting bangunan itu sampai akses kesana begitu sulit. Dan sepertinya, komplotan William ingin mengetahui bangunan "

Warren, Piere dan Allesa menyusun beberapa rencana. Mereka memutuskan untuk kembali ke Kota dan menjalankan rencana mereka disana.

"Mereka harus tetap disini." Kata Warren sambil melihat Catarina dan Ayahnya. Warren tidak mau, jika Catarina dan Ayahnya ikut, maka kemungkinan Catarina akan merasakan hal yang sama seperti yang di rasakan Warren dan Allessa.

"Jika kau ingin kembali, kita harus bergerak malam ini juga."

"Jangan khawatir mengenai tempat persembunyianmu. Ada banyak tempat yang bisa kita jadikan tempat persembunyian," kata Allessa. "Dan jangan menyuruhku untuk ikut bersama Catarina dan Ayahnya, karena aku akan menolaknya!" seru Allessa dengan cepat. Dia tau apa yang akan di katakan Warren padanya.

***

Kakek duduk di balik meja kerjanya dan menatap sebuah kertas yang sudah tampak lusuh, setelah itu ia melipatnya dan memasukan kembali kertas tersebut kedalam amplop lalu menyimpannya di sebuah laci. Kakek menoleh ketika pintu ruang kerjanya terbuka. Norah masuk dan membawakan secangkir minuman hangat untuk Kakeknya.

Norah meletakan minumannya di meja dan duduk di depan Kakeknya. Ia menatap wajah Kakeknya dan tersenyum kecil.

"Aku senang melihat Kakek sehat seperti ini." Katanya.

Kakeknya balas tersenyum, tak lama pintu ruangan tersebut terbuka lagi. Eve masuk dan bergabung bersama mereka.

"Aku sudah booking tempat untuk makan malam. Jadi, bersiap-siaplah."

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang