Sembilan Belas

2.7K 96 0
                                        

"Akhirnya kau menjawab telepon ku. Kau darimana saja?" Norah langsung menjauhkan ponselnya, dia menyelamatkan gendang telinganya dari teriakan Eve.

"Aku baru break syuting. Ada apa? Kakek kembali menjodohkan mu?"

"Bukan. Warren sudah menelpon mu?"

"Ya. Kenapa?"

"Itu artinya kau sudah tau, kalau pendaki yang di bawah Warren meninggal?" Tanya Eve. "Aku sempat bertemu dengannya sebelum pendakian, tetapi setelah kejadian itu, aku tidak melihatnya lagi."

"Aku akan menelpon mu lagi." Norah langsung menutup teleponnya dan mencoba menghubungi Warren.

Raut wajahnya terlihat begitu cemas, ketika Warren tidak dapat di hubungi.

"Bagaimana caranya agar aku bisa berbicara denganya? Seharusnya aku meminta semua kontak teman-temannya." Keluh Norah. Dia hanya memiliki kontak Warren dan selama ini tidak pernah terpikirkan untuk meminta kontak dari Sean, padahal dia sering mendengar Warren menyebutkan nama sahabatnya itu.

Norah terdiam sebentar, sebelum dia menghubungi Eve.

"Kau masih di tempat pendakian?" Tanya cepat. "Tolong cari Warren untuk ku." Dia kembali berbicara tanpa menunggu jawaban dari Eve.

"Aku masih di Base camp. Bukannya tadi aku sudah bilang, aku tidak bertemu dengannya lagi."

"Apa kau bisa melakukan sesuatu untuk ku?"

"Ya, aku tau apa yang harus aku lakukan." Sahut Eve, dan panggilan telepon pun berakhir.

Norah kembali menuju tempat duduknya, dimana Bernadeth dan para penata riasnya sedang menunggu untuk melakukan touch up sebelum syuting dimulai lagi.

Bernadeth menyerukan sesuatu pada Norah, namun perempuan itu tidak mendengar jelas apa yang di katakan Bernadeth padanya, saat itu pikirannya fokus pada Warren, dia takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada pria itu.

"Apa yang kau katakan?" Dia kembali bertanya pada Bernadeth.

Bernadeth mengibaskan sebelah tangannya. "Bukan sesuatu yang penting."

Norah duduk di bangku dan para penata riasnya langsung mendekat. Norah menatap salah seorang penata riasnya.

"Apa yang dia katakan?"

"Ayah dari salah satu model dalam project ini meninggal."

"Ya Tuhan, aku turut berduka."

"Dia menangis histeris dan menuduh Kakaknya yang melakukan pembunuhan itu."

"Maksudmu?" Norah mulai tertarik dan penasaran dengan kelanjutannya.

"Hari ini, Kakak dan Ayahnya pergi mendaki gunung di Bolzano ... "

"Mendaki gunung? Jangan-jangan ... " dia menatap penata riasnya dengan wajah serius. "Ayahnya di bunuh di Gunung?"

"Yup ... Itu baru dugaan awal." Sambar Bernadeth. Perempuan itu duduk di depan Norah, dia menatap Norah dengan wajah serius.

"Ada apa?"

"Aku dengar, dua orang pemandu yang ikut dalam pendakian itu menjadi tersangka. Keduanya di tuduh bekerjasama untuk menjalankan aksi pembunuhannya. Warren salah satunya."

Norah lemas mendengar hal yang di katakan Bernadeth. Dia yakin, Warren tidak akan melakukan hal sekeji itu.

Rasanya ingin mengakhiri syuting saat itu juga dan kembali ke Italia, namun dia tidak bisa melakukannya karena belum jadwalnya dan dia harus menunggu selama dua hari lagi.

The Name Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang