Liliana memegangi kepalanya. Sakit bagaikan ada yang memukuli dari dalam. Telanjang dan sekujur tubuh sakit luar biasa.
Semalam Samuel melakukan kebrutalan lagi. Liliana yang terlelap dibangunkan paksa oleh Samuel.
"Hei, bangun wanita mandul!" Hinaan ini sering Liliana dapatkan. Tersinggung, terluka, hingga akhirnya mati rasa. Delapan tahun menikah tanpa anak, Liliana menelan hinaan demi hinaan dari suami yang dulu dia kira mencintainya.
"Sam...." Liliana mengerjapkan mata, menyesuaikan dengan cahaya terang di kamar.
Liliana meraba dadanya. Perih seperti dihisap kuat oleh seeorang. Manusia laknat mana yang tega menggauli wanita tak sadarkan diri? Liliana mengerjapkan mata. Meja rias di seberang bukan meja riasnya. Penerangan di plafon bukan penerangan di rumahnya. Ini bukan kamarnya, lebih tepatnya bukan rumah Samuel. Di mana dia dan apa yang dilakukannya?
"Ah, Sam!" Liliana memekik sebab rambutnya dijambak.
"Lelet banget sih kamu! Jilat itu!" Samuel menunjuk area intim milik seorang wanita.
Liliana menggeleng. "Aku bukan lesbian, Sam!"
Samuel menamparnya. "Aku nggak menyuruhmu menjadi lesbian, wanita mandul. Aku cuma mau melihat atraksi."
"Ayolah, Liliana." Chika yang berbaring mulai tidak sabar. Dia kedinginan harus berbaring tanpa busana.
"Tapi..."
"Nggak ada tapi." Samuel mendorong wajah Liliana ke selangkangan Chika. "Lakukan atau kukirim kamu ke neraka. Mungkin iblis akan senang menjadikan kamu bahan bakar untuk membuat apinya menyala."
Jijik. Liliana belum pernah melakukan hal senista ini seumur hidupnya. Air matanya mengalir. Samuel memegang leher dan punggungnya. Liliana terpaksa memenuhi permintaan sang suami.
Chika merintih. Jilatan Liliana cukup baik dan mampu membuatnya melayang. Samuel senang melihat pemandangan itu. Punggung sempit Liliana yang membelakanginya tampak seksi.
"Akh, Samuel!" Liliana memekik kesakitan saat Samuel menyatukan tubuh mereka secara paksa dari belakang.
Liliana merangkak, menyentak Samuel. Akan tetapi laki-laki itu dengan cepat menangkap Liliana, mencekiknya.
"Layani aku, tolol!" bentak Samuel.
Liliana terbatuk dalam upayanya mengais oksigen. Cekikan itu mengendur.
"Jangan kasar sama perempuan, Bung!" Benedict masih agak sempoyongan, tapi dia berhasil menarik Samuel ke kursi lalu memborgolnya.
"Kamu akan menyesal melakukan ini padaku, Ben!" Samuel meraung murka.
Benedict tak peduli dengan segala ancaman. Biarlah dia membayar semua perbuatannya nanti.
"Kamu harus melepasku, jahanam!" maki Samuel mengentakkan kakinya.
Chika yang melihat itu tertawa. "Hebat banget kamu bisa ngelepas borgolnya, Sayang."
"Diam, Chika. Kepalaku sakit."
Tadi Chika sempat mencekoki Benedict dengan minuman keras saat atraksi. Samuel merekam semuanya dalam video.
"Kamu nggak pa-pa?" tanya Benedict pada Liliana yang masih gemetar ketakutan. Telinganya berdenging mendengar makian Samuel.
"Kamu siapa?" Liliana balas bertanya.
"Apa kamu nggak mengenalku?"
Ingatan Liliana tidak mau diajak bekerja sama hari ini. Dia menggeleng. Benedict hanya tersenyum. Sangat jarang dirinya dilipakan wanita, apalagi yang pernah ditiduri.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWINGER CLUB
RomanceLiliana Dermawan dan Benedict Andes bertemu di Swinger Club. Liliana dipaksa Samuel, suaminya untuk melakukan hubungan terlarang dengan Ben, sementara itu Samuel berhubungan dengan Chika, tunangan Ben. Pertemuan singkat pada malam itu tidak selesai...