TIGA BELAS TAHUN YANG LALU (1)

1.4K 76 4
                                    

Happy Sunday, Sexy Readers,

Maaf banget telat posting. Hari Minggu biasanya saya up sebelum ke gereja, tapi tadi pagi saya bangun kesiangan.

Gimana kesannya setelah baca sejauh ini? Benedict-nya belum muncul nih. Sabar ya. Part Samuel-Liliana sengaja ditulis agak panjang biar Sexy Readers paham kenapa Liliana nggak melepaskan diri dari suaminya.

Wish you enjoy it. Vote dan komen yang banyak.

Love,

Bella - WidiSyah

💋💋💋💋💋💋💋💋💋💋

Laki-laki dituntut untuk menepati janji. Samuel sering ingkar janji sebenarnya. Terkadang dia suka bermain-main untuk kesenangan sendiri. Namun demi Liliana dan cita-citanya, Samuel membawa laptop menemani Liliana mengetik naskah setiap sore di Otak Kanan Kafe. 200 halaman A4 naskah selesai dalam waktu dua minggu saja. Dalam satu hari, Liliana mampu menulis 3 ribu sampai 5 ribu kata bagaikan orang kerasukan.

Odelia dan pihak penerbitan sama sekali tidak berkontak dengan Liliana. Samuel yang mengurus segalanya. Dia adalah penyambung lidah, menyampaikan keinginan Odelia pada Liliana. Atas permintaan Samuel juga Odelia merahasiakan siapa sosok sebenarnya di balik nama Lil Cloud.

Proses penerbitan sebuah karya di penerbit lokal memakan waktu cukup lama. Revisi, revisi, revisi, rapat redaksi, belum lagi harus menunggu penulis lain yang jauh lebih terkenal untuk terbit duluan. Liliana baru tahu royalti penulis kacil sekali. Hanya 10%. Jika bukunya laku 100 eksemplar, dia hanya mendapatkan Rp. 700 ribu karena harga jual bukunya Rp. 70 ribu.

Apalah artinya uang? Kebutuhan Liliana dipenuhi kedua orang tuanya dan dia relatif berkecukupan. Kesenangan batin melebihi segalanya. Setiap ke toko buku, nama Lil Cloud dipajang di rak. Meski bukan best seller, Liliana bersyukur. Dibelainya nama di sampul novel.

Bulan keempat setelah 'Beauty and the Bad Boy' terbit, Samuel menyerahkan Rp. 7 juta padanya. Seribu orang yang tidak Liliana kenal membeli karyanya. Kenyataan ada satu orang mau membaca novel tulisannya saja sudah mengharukan apalagi seribu. Liliana ingin bercerita sandainya orang tuanya mendukung hobi yang sekarang menjadi karirnya. Ingin membagi kesenangan dan kebangaan.

Wajah asli Lil Cloud tidak diketahui publik. Penggemar tulisan Liliana penasaran apakah Lil Cloud orang Indonesia karena namanya kebule-bulean. Saat novel Liliana dibahas komunitas buku di Otak Kanan Kafe, dia hanya dapat diam menyimpan semua hingga saatnya tiba. Rahasia itu aman di tangan Samuel dan Odelia.

Tahun ini Liliana naik kelas 3 SMA. Dia masuk IPS. Orang tuanya semakin yakin memintanya kuliah jurusan bisnis. Liliana mengiakan di mulut hanya agar tidak rebut meskipun hati berkata lain. Dia punya karir sendiri.

Sore itu sepulang sekolah, Liliana menunggu Samuel seperti biasa di Otak Kanan Kafe. Novel ketiganya diminta revisi oleh Odelia. Nama Lil Cloud mulai banyak dibicarakan pengulas buku di Facebook dan di komunitas buku. Penjualan novel keduanya yang diluncurkan tahun lalu jauh lebih baik dibandingkan novel pertama. Lima ribu eksemplar dalam waktu tiga bulan, tidak buruk bukan? Liliana merasakan betul dampaknya. Odelia tidak lagi terlalu banyak memprotes hasil tulisannya dan dia mendapatkan prioritas terbit. Liliana remi menjadi mesin pencetak uang bagi Mahogany Media.

Satu jam menunggu, Samuel tidak datang. Mungkinkah laki-laki itu sakit? Dia sudah bekerja sambil menyelesaikan skripsi sekarang. Daud Lunggono menggemblengnya habis-habisan untuk menjadi pewaris perusahaan baja yang berkembang pesat.

Liliana mengambil Blackberry dari tas, mengirimkan BBM pada Samuel.

[Liliana 17.10: Sam, aku sudah di Otak Kanan Kafe.]

SWINGER CLUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang