-
-"Jeongwoo tunggu!" Teriak haruto mengejar jeongwoo.
"Jeongwoo!!" Panggil haruto lagi tapi dengan suara yang lebih besar.
Membuat jeongwoo menghentikan langkahnya. Gimana gak malu, itu di gedung jurusannya. Haruto memanggilnya dengan keras membuat bisikan dari orang2 sekitar. Bisa-bisa jeongwoo dipanggil karena oknum anak jurusan sebelah membuat keributan.
"Jeongwoo, pulang bareng gue" haruto melangkah ke depan jeongwoo.
Sedangkan jeongwoo sekarang sedang memendam emosinya. Tangannya mengepal tanda ia ingin marah.
"Haruto plis jangan kejar gue" gumamnya menunduk tak melihat haruto.
"Wae?? Ayo pulang bareng guee, gue anterin" haruto meraih tangan jeongwoo yang mengepal.
Tapi tentu jeongwoo saat itu sedang emosi. Ditepis dengan keras tangan haruto.
"Gue minta lo jangan teriak-teriak di jurusan gue dan gue gamau pulang bareng lo" Jeongwoo yang menatap haruto sambil menunjuk2 ke arahnya dengan makian.
Jeongwoo lalu beranjak meninggalkan haruto yang terdiam. Bukannya gertakan jeongwoo membuat haruto takut, ia malah gemas dan mengekor di belakang jeongwoo.
"Jeongwoo!" Teriak haruto yang sudah keluar gedung.
Panggilan itu tak di gubris oleh jeongwoo sampai sebuah tangan menariknya karena ada motor yang hampir menabraknya. Jeongwoo tak melihat kalau dirinya sudah berada di jalanan aspal lalu lalang kendaraan.
Itu tangan haruto. Ia tau jeongwoo sedang tak fokus karena emosinya. Tak melihat kanan kiri sedikitpun sampai dipenyebrangan jalanpun dia masih menunduk.
Untung saja haruto menariknya tepat waktu. Tentu jantung jeongwoo berdetak cepat karena motor yang melaju cukup kencang yang bisa menabraknya.
Pergelangan tangan itu masih digenggam haruto. Ia benar-benar menarik ke dalam dekapannya. Jeongwoo yang masih shock hanya terdiam lalu tersadar oleh dekapan tangan haruto. Ia mendorong haruto menjauh darinya, tapi pegangan dipergelangannya tak dilepaskan oleh haruto.
Kini jantung jeongwoo berdetak cepat karena dirinya gampir terserempet motor. Entahlah jeongwoo harus berterimakasi atau engga ke haruto.
"Ayo gue anterin pulang" kekeh haruto masih mencoba menarik lengan jeongwoo lagi.
"Gue gamau harutoo, lepasin ga?" Jeongwoo menarik tangannya agar lepas dari genggamanya.
Tapi genggaman haruto cukup kuat seperti tak mau kehilangan. Jeongwoo berontak sampai sebuah tangan memaksa melepas keduanya tangan.
"Kalo orang gamau ya jangan dipaksa.."
"Jaehyuk.." gumam jeongwoo mengusap pergelangan tangannya yg digenggam kencang tadi.
Jaehyuk datang ditengah-tengah mereka. Ia baru saja keluar dari kelas dan melihat pemandangan yang tidak enak di luar gedung. Terlihat seperti haruto menarik paksa jeongwoo dan terlihat gimmick wajah jeongwoo yang tak suka.
"Jangan paksa kalo orangnya gamau, btw gue sama jeongwoo mau kerja kelompok, jadi gak langsung pulang" jaehyuk pada haruto.
"Tapi.." jeongwoo seperti tak terima.
"Gue nyariin jeongwoo dari tadi, jeongwoo sama gue aman to, udah ya kita mau cabut, asahi udh nunggu" senyum jaehyuk pada haruto seraya menarik jeongwoo menjauh darinya.
Jaehyuk dan jeongwoo pun beranjak meninggalkan haruto yang terdiam. Jeongwoo yang bersyukur jaehyuk datang tepat pada waktunya. Jika tidak, bisa-bisa jeongwoo di paksa haruto pulang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triagle (jeongsahijae)
Fanfiction[udah tamat tapi Lagi di revisi] Cinta segi tiga antara tiga sahabat. Sangat rumit seperti rumus matematika. Suasana perkuliahan, kampus, agak mature. BxB Cameo: - Haruto - Junkyu - Yoshi - jay - jungwon