36

327 58 17
                                    

Klek.

Jeongwoo membuka kamarnya menatap mirisnya lelaki yang numpang tidur dengan wajah yang penuh luka dikasurnya. Ia membawa nampan berisi makanan. Inisiatif jeongwoo aja sih ya.

"Ruto!" Panggil jeongwoo.

Haruto hanya menggeliat lalu kembali tertidur.

"Yaish! Rutoo ssi!! Bangun!" Jeongwoo mendekati haruto sambil mendorong2 kuat.

"Mwoyaa" gumam haruto mencoba membuka matanya.

Pandangan pertama yang ia lihat adalah jeongwoo. Iya jeongwoo yang haruto kejar sedari dulu. Haruto kira ini mimpi bisa melihat jeongwoo membangunkannya dipagi hari.

Srett!

Haruto menarik jeongwoo ke dalam pelukannya, membuat jeongwoo terjatuh diatas haruto.

"Yak!" Jeongwoo.

"Morning sayang~" panggil lirih haruto dengan suara beratnya.

"Yak ruto! Lo gila apa?!" Jeongwoo yang merinding dengan suara berat di pagi hari nya haruto, pasalnya itu benar-benar disamping telinga.

Plak!

Tamparan yang tak bertenaga dari jeongwoo hanya untuk menyadarkan haruto dari tidurnya. Apalagi haruto menariknya dan memeluknya dalam keadaan tak siap.

"Aw" rintih haruto.

"Bangun! Sarapan!" Jeongwoo mendorong tubuh haruto agar lepas dari pelukan.

Jeongwoo berdiri dan membangunkan haruto cepat. Gatau juga itu muka jeongwoo udah mesem-mesem.

"Arghh, kenapa lo nampar gue" gumam haruto memegang pipinya.

Masalahnya bukan tenaga yang diberikan. Jeongwoo menampar haruto di pipi bagian yang memar. Bagaimana haruto tidak kesakitan.

"Lo aneh ru! Dibangunin malah narik gue?! Yaudah buru tu gue udh bawain lo makan! Makan!" Pagi-pagi udh emosi aja si jeongwoo.

Jeongwoo keluar ruangan segera meninggalkan haruto. Ia lupa untuk mengambil minum jadi ia pergi sebentar untuk mengambil gelas. Kali-kali tuh bocah nanti tersedak.

Setelah mengambil gelas dan memberikannya di meja kecil untuk makan haruto. Jeongwoo duduk di depan haruto dan menatapnya entah kenapa.

"Kenapa? Lo baru liat orang ganteng makan?" Haruto sambil menyendok sup yang diberikan jeongwoo.

"Cih.. lo jelek"

"Gue anggep itu pujian" haruto.

Kini jeongwoo sibuk dengan pikirannya. Apalagi kejadian kemarin, melihat haruto berantem dan pria asing menariknya ke sebuah ruangan.

"Ru..ruto.. gue mau tanya sesuatu" tanya jeongwoo sedikit ragu.

"Mwo?"

"Lo.. lo kenal jay?" Tanya ragu jeongwoo.

"Kenapa lo nanyain dia?" Haruto melihatnya tak suka.

"Engga papa, kemaren... kemaren ketemu aja.." jeongwoo yang bingung akan cerita atau tidak.

Haruto nenghentikan sendok yang menyuapi dirinya. Lalu melihat jeongwoo intens.

"Waeee??" Tanya jeongwoo merasa aneh di tatap lama.

"Lo suka sama jay?"

"Aniya.. aniyaa, kenapa jadi ke arah situ sih? Gue cuman nanya, lo kenal apa ngga"

"Ya park jeongwoo, lo nanya kayak gitu tiba-tiba pasti ada suatu kejadian, entah lo suka, atau lo di labrak dia, ato lo.."

"Iya iya, dia narik gue ke ruangan samping markas lo kemaren!" Sebuah kalimat keluar begitu saja dari mulut jeongwoo.

Triagle (jeongsahijae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang