Kalian masih inget jungwoo gaksi? Nama random dichapter pas kepanitian. Yang gangguin jeongwoo terus dia dihajar haruto? Wkwk yang itulah ya.
Aku mau ganti nama dia ya ya jd dongwoo wkwk
-
"Apa?" Tanya haruto menatap jeongwoo yang duduk di kursi rumah sakit manatapnya aneh.
"Lo tau kan ru, klo gue gasuka lo berantem" jeongwoo balik menatap haruto.
"Ini urusan laki-laki" haruto menatap tajam jeongwoo.
"Aku juga laki2 ru!" Jeongwoo tak kalah emosi.
"Ya jeongwoo, klo lo dateng cuman mau teriak-teriak dan berdebat, pergi aja, gak guna" haruto mengibas2 tangannya pelan untuk mempersilahkan jeongwoo keluar.
Jeongwoo menatap kesal. Masih sekarat aja belagu begitu.
Haruto benar-benar hampir sekarat jika yedam dan satpam arena tak membawanya cepat ke rumah sakit. Dia benar-benar babak belur dan terlihat kasian.
"Lo datengin jay?" Tanya jeongwoo yang tak dijawab oleh haruto.
"Dan kalah darinya.." gumam jeongwoo seperti merendahkan.
"Keluar lo!" Haruto sedikit tak suka gumaman itu.
"Sst haruto! Jangan berteriak begitu!" Seseorang datang dengan menenteng beberapa buah.
"Eo... eomonim.." gumam jeongwoo kaget menatap wanita yang sempat ia lihat di apartemen haruto.
"Ahh.. kau jeongwoo ya?" Wanita itu menatap jeongwoo yang pernah ia lihat di apartemen anaknya.
"Ne.."
Kini wanita itu menatap haruto yang tentu diacuhkan. Melihat ekspresi yang haruto tunjukan malas bertemu dengannya. Jeongwoo melihatnya dan berpura2 tak ikut campur.
"Buat apa kesini? Klo untuk mengomeli karena menghajar jay sebaiknya pergi saja, jadi orangtua jay" haruto menatap ibunya dengan tidak sopan.
Jeongwoo cukup terkejut dengan kalimat yang diucapkan haruto yang memungkinkan menyakiti hati ibunya. Jeongwoo benar-benar mengutuk haruto, dia tidak akan membantu jika haruto menjadi batu. Beneran dah muka babak belur seperti itu masih saja tidak sopan.
"Aku kesini mau lihat keadaanmu, apa ini sambutan untuk menjenguk anaknya sendiri?!" Ibunya haruto menatap balik ke arah haruto.
Jeongwoo disana hanya terdiam dan menunduk. Ada keinginan dirinya untuk melangkah diam-diam pergi tapi itu seperinya tidak sopan.
"Mwoya? Ada apa dengan tanganmu?" Tanya ibunya saat melihat perban di tangan haruto.
"Ini bukan urusanmu" haruto ketus.
"Aigoo kenakalan remaja membuatku pusing" gumam ibunya haruto sambil memegang keningnya, lalu matanya tak sengaja bertemu dengan jeongwoo.
"Ah.. jeongwoo ssi, boleh aku bicara padamu? Sebentar saja" Tanya ibunya haruto.
"Ne? Berdua?" Jeongwoo.
-
"Kudengar haruto menyukaimu ya?"
"Ne?! Aniya.." Jeongwoo yang bingung harus menjawab apa.
"Haruto itu anak yang sebenarnya pintar, dia hanya terbawa oleh pergaulan, apalagi sejak ada jay tinggal di rumah, pasti kau melihatku sebagai ibu yang jahat ya?" Gumam wanita berparas cantik itu.
"Tidak begitu.. aku tidak melihatmu seperti itu kok" jeongwoo.
"Kukira haruto ngomong macam-macam tentangku, jeongwoo ssi, sepertinya kau bisa menjadi pengaruh baik bagi haruto" senyum wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triagle (jeongsahijae)
Fanfiction[udah tamat tapi Lagi di revisi] Cinta segi tiga antara tiga sahabat. Sangat rumit seperti rumus matematika. Suasana perkuliahan, kampus, agak mature. BxB Cameo: - Haruto - Junkyu - Yoshi - jay - jungwon